Dia ribut ketika tahu tunjangannya sedikit beda dengan TU
padahal kinerjanya tak jauh dari TU
hari-hari sukanya berseragam
berusaha datang tepat waktu
tapi tak peduli anak tak tertib
tak hirau siswa/i bawa motor tanpa SIM
tak mau tahu siswa/i diterima kerja atau tidak
tak usik siswa/i lulus UN, lanjut kuliah atau tidak
yang penting Saya makmur
urusan siswa/i bukan tugas Saya
mereka punya orang tua sendiri
selamat siang pembaca, sudah makmurkah anda?
02/16/2010 at 6:40 AM
siapa yg nulis apa nggak ngaca….siapa yg anda sebut itu anda asal bicara atau berdasarkan fakta…?? coba dirata2 ijazah tu dengan guru tinggi mana…anda tahu tidak
11/22/2011 at 11:50 AM
Assalamualaikum Bos,
Guru dan Sertifkasi
Ketika nama tercantum dalam SK , berbagai rencana tertuang
Mau apa istriku sayang?
Gelengan kepala bahagia kagum, owww !
Ketika ada aturan kinerja guru yang tidak masuk dalam benak
Di benaknya cuma ngebayangin berapa banyak duit sertifkasi
Masuk kelas pun enggan tunggu di jemput
Nah klo begini, apa betul guru tersebut profesonal?
Sedang nun jauh di sana masih banyak guru profesional
Dan mempertahankan kinerjanya, perolehan sertifikasi sebagai hasil kinerja yang bagus
Kepada gur-guru bangunlah kemistri profesional jangan abaikan itu
Mari kita benahi bersama tanpa disudutka oleh orang lain
Semoga sertifikasi jangan jadi momok utama
11/22/2011 at 5:30 PM
wass ibu musinah
good comment, thx
I am sure that u are not ordonary teacher
02/16/2010 at 6:42 AM
mentang2 tkd anda dah disesuaikan anda bisa bicara begitu semua orang tidak sama dengan anda
02/19/2010 at 8:32 AM
Assalamualikum
Ya mungkin ada benarnya guru bodong, gak usah marah-marah dengan sindiran, akan tetapi positif thingking ajalah dan mari instropeksi diri.
Jawab sindiran itu …
aku bukan guru bodong,
aku tidak sama dengan TU
Aku guru yang mempunyai kompetensi …
Paedagogik,
kepribadian,
sosial dan
profesional
Aku guru yang menyediakan sedikit waktu…
untuk curhat anak muridku baik masalah pelajaran atau pribadi
Aku guru yang selalu iklas dalam pekerjaanku
n masih banyak aku ……
Sekali lagi jangan marah tunjukan pada pak Dedi Aku bukan guru bodong yang hanya bisa berebut sedikit kesejahteraan dari uang anak negeri
wassalam
Dedi Dwitagama says:
ass …
Terima kasih Bu Sri,
betul yang anda tulis …
seharus nya para guru yang merasa tak bodong membalas tulisan ini
dengan memaparkan kinerja hebat mereka
kualitas pembelajaran di kelasnya
bukti hasil kinerja
pengakuan negeri buatnya
pengakuan dunia jika ada
foto-foto proses bermutu
tapi saya sangat faham sekali
menulis adalah skill mewah yang jarang dipunya guru
gemarnya berceloteh kesana kemari
padahal mereka ajarkan peribahasa “tong kosong nyaring bunyinya”
posting ini muncul
lantaran sedih lihat sahabat saya
yang hebat berdebat tapi enggan bersahabat
dengan peserta didik dan guru lain
produktifitasnya hampir tak nampak
hampir tak pernah bimbing anak didik
capai prestasi yang unik bentuk karakter
semoga ada guru yang kabarkan pada saya telah membuat tulisan merespon tulisan ini di website atau cetakan … saya menunggu.
Trm ksh bu Sri
02/23/2010 at 5:12 AM
Saya sangat setuju….I like this your opinion is very good
03/03/2010 at 3:50 AM
aduh saudara bijaksini
02/19/2010 at 10:33 AM
Guru Bodong memang ada, tapi yang nggak bodong lebih banyak. Inilah akibat pembagian TKD yang kurang adil, terjadi saling menjatuhkan teman Tu dan guru, saling dorong untuk menjatuhkan teman, yah kejadian ini adalah alamiah.
Tapi kalau pembagian adil tentu tidak akan terjadi perselisihan. Menurut saya pembagian TKD tahun 2009 lebih baik dari pada tahun 2010, buktinya, tidak ada perselisihan, semuanya senyum memuaskan. Apalagi waktu masa Gubernur Pak Sutyoso, guru banyak yang memuji beliau, bahkan sampai sekarang masih merindukan.
Guru sekarang merasa direndahkan karena golongannya tinggi, pendidikan tinggi, tuntutan tanggung jawab tinggi, tapi tunjangannya setara Pesuruh, sedangkan PNS yang lain tunjangan disesuaikan dengan golongannya.
Masalah sertifikasi guru, guru hanya bisa berharap saja, sampai kapan? mungkin sampai pensiun nggak bakalan dapat. Contoh 1: Guru yang sudah berusia 59 tahun tidak bisa diusukan menjadi guru sertifikasi. Contoh 2: Ada guru yang sudah menjadi PNS selama 31 tahun gol IVa, umur 55 tahun, setelah mengumpulkan forto folio, dinyatakan tidak lulus PLPG, padahal memang tidak dipanggil PLPG.
jadi dapat disimpulkan guru yang mendapat tunjangan sertifikasi, sampai saat ini sangat sedikit, sehingga masalah inipun bisa menimbulkan ketidak adilan, atau kecemburuan sosial. Bakrie…Bakrie… kasian amat Looo (Iwan Fals)
02/19/2010 at 10:59 AM
Guru Umar Bakri
Umar bakri….Umar bakri, banyak ciptakan Mentri.
Umar bakri… profesor doktor insinyur pun jadi…
Tapi mengapa…. gaji guru umar bakri seperti digebiri…???? (Iwan Fals)
02/19/2010 at 2:10 PM
Saya ingin tanya pada P. Dedi, Guru Bodong itu seperti apa?
Saya senang, P.Dedi orangnya sangat berprestasi, tapi seharusnya, dapat juga menjaga nama baik guru.
Kalau diantara guru sudah saling menyalahkan maka hancurlah kesatuan guru ini. Marilah kita bangun kesatuan dan persatuan diantara teman guru.
02/26/2010 at 12:43 AM
Pak Dedi, dulu saya hafal lirik Hymne Guru:
“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru…..”
Tolong lanjutkan ya…
Pingback: Komentar posting “GURU BODONG” di blog & febuk « Dedi Dwitagama
02/27/2010 at 7:19 AM
Begitu teganya engkau menjatuhkan guru.
Pdhl kinerjamu aku tak tau.
Hari2mu jg suka berseragam dan kadang kala berusaha dtng tepat waktu.
Tapi Enkau tak peduli akn tugas dan tanggung jawabmu.
Tak mau tau pekerjaan itu baik atau tidak,
Tak usik engkau pd teman2 mu yg sdng bersedih dgn ketidak adilan, yang penting engkau makmur, urusan org lain masa bodoh, itu khan rezeki org lain.
SELAMAT SIANG PA’ DEDI.
Anda sdh makmur yaaa…..?????
Tulisan anda menggambarkan kpribadian ANDA.
Kami sbagai guru, sdh dpt menilai sberapa jauh kinerja anda sbagai karyawan, manusia, dan sbagai masyarakat.
03/01/2010 at 5:46 AM
Anda bisa bicara seperti itu, karena anda kepala sekolah yang tunjangannya sudah dinaikkan. Coba kalau tunjangan anda sama dengan guru-2 lainnya???? Apa anda masih bisa berkomentar seperti itu?????
Dedi Dwitagama says:
Saya menulis itu sejak sebelum ada perubahan …. saya tak pernah fikirkan berapapun yg saya terima ternyata Allah sdh alokasikan rejeki buat saya
sayapun selalu mensyukuri berapa apapun dan berapapun yg saya terima karena ternyata Allah penuhi janjiNya menambah nikmat orang2 yg bersyukur … silahkan berkunjung dan koment lagi
03/01/2010 at 5:55 AM
ded, elo sama aja bilang bini lu bodong…bini lu kan guru jg…apa dia gak bolong .. eehh bodong…
Dedi Dwitagama says:
ha ha, trm ksh telah menghibur, lebih berani tanpa nama samaran 😀 … ditunggu kunjungan berikutnya
03/03/2010 at 3:53 AM
menghibur atau melecehkan
Dedi Dwitagama says:
pelecehan itu akan kembali ke pelakunya … sy sih happy aza
03/01/2010 at 10:12 AM
kaya apa ya yg namanya dedi, itu tega banget mengatakan guru sperti itu , sesuai omonganya kayaknya orangnya juga jelek deh , kalau ganteng pasti !nggak kasar gitu … deh , aye ini guru sd kelas satu tiap thn setiap saat nyebokin murit yang buang air dikelas , tapi aye iklas kok ngejalaninya , tapi dengan pak dedi bicara guru bodong aye gak iklas dunia akhirat sadar ?? ye pak dedi bukan ngebela malah menghujat .
Dedi Dwitagama says:
trm ksh telah berkunjung dan komentar, tak ada maksud menghujat … maaf, saya hanya ingin kita sbg pendidik lebih peduli kepada profsonalisme kita (tak cuma pada tunjangan) … misalnya; ada guru yang tak peduli terhadap situasi di sekitar, siswa tanpa SIM membawa motor di sekolah, merokok di kantin, kotornya sekolah, danmasih banyak lagi …. indikatornya sederhana koq … sudah bangga karena bekerja profesionalkah anda sebagai guru?
03/01/2010 at 1:20 PM
ooo… pak dedi itu kep sek yang berprestasi ?? orang propesional bicaranya tidak seperti orang pasar gitu …yang bicara kayak gitu cuma kep sek yang berprestasi karena pandai menyuap atasan alais cari muka gitu karena mukanya memang jelek buangetttt…..!
Dedi Dwitagama says:
terima kasih … sy sedang berpuisi … memang tak semua orang suka puisi, silahkan buat puisi dengan kalimat bagus, sy akan nikmati
03/02/2010 at 10:05 AM
maaf pak dedi kalau anda berpuisi ,kan ada kata yang lebih indah dari itu .guru sd selain mengajar juga mendidik, tentu kami sangat peduli lingkungan mungkin kalau tdk peduli lingkungan tidak akan ada komen disini ,lihat aja guru sd bibirnya tebal mukanya kusut dari setengah tujuh smp jam 12 mulut tidak berhenti ngomong cuma mengingatkan murid yang kurang disiplin , belajar , kebersihan kelas ,bahkan kebersihan gigipun kami pedulikan , belum mengantar siswa buang air ke wc kalo kebelet bagian kita , semua pelj kita hendel krn guru kelas .oleh sebab itu guru sd banyak yang marah karena kebijakan yang tidak adil oleh pemerintah dki .
Dedi Dwitagama says:
baguuuuuuuuuuus, anda bukan termasuk guru bodong, …
maaf ya …. kalo marah, berarti tak ikhlas dalam bekerja dong … he he he … bukankah nama anda guru iklas?
maaaf … kl pk 6.30 sd 13, sdh membuat anda kusut, berarti asupan gizi anda kurang …. krn standar normal, jam kerja itu delapan jam dan masih membuat seseorang tetap segar
guru iklas yang bersyukur dijanjikan Allah di Al Qur’an akan terus ditambah nikmatnya, …. saya telah membuktikan sejak saya mulai bekerja
kunjungan dan komment anda masih sy tunggu … cayoooo
03/02/2010 at 10:53 AM
anda tahu kalau kusut itu kurang gizi maka perjuangkan dong tkdnya seiklas-iklasnya manusia dalam hati kecil pasti ada …. saya tahu anda termasuk itu . kalau seperti guru guru yang tkdnya 2,9 soalnya anda dapat lebih kan??
Dedi Dwitagama says:
keikhlasan yg hakiki tak meninggalkan jejak …. he he maaf ya 🙂 … sy tak pernah menghitung berapa yg saya dapat, krn yakin Allah telah siapkan sejumlah rejeki setiap saat … sy kerja aja dengan nikmat dan semangat … am happy
03/05/2010 at 6:12 AM
kalau menurut saya kata2 itu bukan smata2 untuk menjatuhkan…
malah seharusnya kita sebagai pendidik harus bermotivasi lagi…untuk mendidik anak didik agar menjadi orang yang terdidik…
itu yang harus di garis bawahi…ambil sisi baiknya…
agar jangan hanya akan tunjangan,dll saja yang di tunggu2…(si guru bodong)
cukup interes memang kata2nya perlu di maknai lagi…
dan saya termasuk anak murid beliau dulu swaktu di 39
yang sedang berproses ingin mnjadi seorang guru…
Dedi Dwitagama says:
alooo baehaqi …. ternyata interaksi masa lalu berbekas dihatimu … thx
pati kamu faham apa yg saya ungkap dan lakukan … sy selalu ingin anak didik saya jadi orang berhasil dan hidup sejahtera … kamu lulus th brapa? angkatan sapa aza? skr ngajar dimana?
sekarang sy mendorong pendidik untuk bangga pada profesinya dan lakukan yg terbaik buat diri dan lingkungannya … slamat berjuang baehaqi, miss u much
03/05/2010 at 2:08 PM
saya rasa semua guru akan mengarahkan anak didiknya untuk menjadi siswa yang berprestasi kecuali itu guru memang tidak punya sim , yang menjadi persoalan, saya belum pernah ketemu guru yang dimaksud dalam puisi pak dedi itu ???siapa yang tidak bangga menjadi guru banyak yang magang jadi guru tidak sanggup menahan kata2 yang seharusnya tidak keluar dari mulut sosok calon guru ????
03/05/2010 at 2:36 PM
trma ksh pak ats doanya…
sya angktan 07 jur.Audio Video,dulu kepseknya bpk murtias moenaf.
angkatanya dulu dgn salah satunya dgn sobri
stelah lulus sya kerja dulu 2 tahun diindustri otomotif ,sembari cari dana buat kuliah& bantu2 org tua.sampai 2009 sya baru mulai kulia nya
yaa…sya ingt skali swaktu bpk mngjr dulu,
Pingback: Disapa murid CALON GURU, komentari GURU « Dedi Dwitagama
03/17/2010 at 2:32 AM
Hai, dedi jadi TU jangan belagu , lu pintar juga karena guru! Sekarang ge tanya lu apa uda benar lu ngurus adminstrasi guru, padahal harusnya yang mempersiapkan KP guru kamu, tapi karena kerjamu banyak tak beres para guru banyak urus kepentingan sendiri, padahal itu tugasmu. Jadi jangan asal ngomong bung kita ini saudare. Sesama bis kota harus sopan tahu jangan sok cari muka. Harusnya anda prihatin atas diskriminasi yang dibuat kepada guru, bukan nyolot emosi guru kamu, dasar provokator!
Dedi Dwitagama says:
ha ha ha ha … anda nyolot, emosi tapi tak bisa baca, … renungkan, perhatikan … Saya Dedi Dwitagama bukan TU … mau kenal saya? lihatlah … klik About (diatas) atau simak disini … Tak perlu juga menjelekkan TU, karena TU yang bagus juga banyak … mari saling koreksi diri dan berbuat yang terbaik, biasanya yang teriak provokator adlah orang yang pernah jalani kegiatan itu sebelumnya, he he (maaf) … selamat berkarya saudaraku
03/22/2010 at 2:55 AM
dari dulu saya ga suka pemimpin bohong dan takabur (ngaku ahlinya)jadi apa yang diurus ga bakalan selesai
05/02/2010 at 1:46 PM
Hmm, guru bodong … Memangnya ada guru yang tidak bodong di negeri ini? (maaf, sekali lagi maaf)…
05/24/2010 at 7:24 AM
bodong itu kan pusarnya…..hm…tapi hatinya apakah kita tau, apakah bodong atau tidak. Jadi pimpinan haruslah bijaksana, adil dan mau tau kehidupan bawahannya dan dapat membantunya. Smoga pak Dedi orang yang Bijaksana…
Dedi Dwitagama says:
siap laksanakan !!! pak hari, smg bapak dalam sehat & sukses senantiasa
05/24/2010 at 7:59 AM
Yth. Bp. Dedi
Kita guru masih punya martabat yang tetap berbeda dengan karyawan lain tapi tak serendah yang Bapak konotasikan. Guru itu cukup profesional kok! memang ada segelintir oknum guru kadang mencoreng ya lantas jangan dijadikan hipotesis opini Bapak! maaf
Dedi Dwitagama says:
“Memang ada segelintir …” Anda hebat … tulisan ini ditujukan buat orang-orang itu … jika anda sudah profesional dan tak termasuk dalam kelompok yag segelintir itu tak perlu terserempet … he he he … gitu aza koq repot, silahkan buktikan pada dunia … thx for comment
05/24/2010 at 8:12 AM
Bapak seorang profesional coba buatin artikel yang membuat orang banyak terhibur dan larut menikmati uraian kata-kata Bapak sebagai penetus kebijakan bawahan Bapak
Dedi Dwitagama says:
Mungkin itu jadi peluang anda buat menulis artikel hiburan yang melarutkan orang nikmati kata-kata anda … silahkan menulis di blog atau majalah or what ever … tolong kabari saya dimana tulisan anda bisa saya nikmati …. pasti anda lebih pro dari saya …
Selain tulisan ini, saya sudah menulis hampir 1.500 tulisan yang mayoritas menghibur dan kabarkan kerja bagus dari banyak guru bermutu di sekitar saya … semoga anda sudah baca … kalau belum, silahkan simak disini, thx for visit and comment
05/27/2010 at 7:51 AM
oklah, klo begitu slmat berkreatif dan berinovasi shg pembaca menjadi termotivasi……….hebat ei……….
Dedi Dwitagama says:
trm ksh, smg anda dalam sehat dan sukses slalu
03/14/2011 at 6:43 PM
Saat nya Posting Ulang ini pak Dedi…makin banya “Dia – dia” sekarang … pissssssssss
Dedi Dwitagama says:
Hahahaha … pak pri googlingnya sukses … sy yakin anda guru yang hebat, terbukti wajah anda biasa muncul di TV Edukasi dan pustekkom … saya bangga dengan progress anda … terus lah bekerja sebagai guru yang mumpuni, peduli terhadap karakter anak negeri … trm ksh telah berkunjung dan berkomentar