di sebuah desa tak jauh dari pantura, puluhan anak-anak ABG dengan penampilan seperti remaja kota; mengenakan topi, kacamata warna-warni , kaos, celana dan sepatu distro bergoyang oplosan diiringi lagu dan musik oplosan, puluhan anak-anak balita ditemani otangtuanya mengikuti group itu menyusuri jalan kampung.
suatu model pendidikan oplosan sukses menyebar dari TV ke pelosok desa, orang” tua di desa itu seolah tak peduli, walau anak” ABG itu merokok, makan & minum seenaknya di siang hari bulan puasa.
Apa kabar presiden baru & Mentri Pendidikan negeri?
ini contoh pemanfaatan gadget di dunia pendidikan, murid membuat dokumentasi suasana belajar di STM PENERBANGAN atau SMKN 29 Jakarta, anak” kapal itu mengenang kebersamaan mereka selama tiga tahun secara visual, diupload ke Youtube sehingga bisa dinikmati orang se dunia.
Ketika akan reuni film ini bisa jadi media mengenang kebersamaan puluhan tahun lalu.
Jika setiap guru menugaskan satu murid tingkat SD, SLTP, SLTA membuat satu video setiap mata pelajaran dan diunggah ke Youtube, berapa juta video berisi kandungan pendidikan bisa dihasilkan Indonesia setiap bulan?
Di Negeri Paman Besut
Penduduknya gemar sekolah buat jadi Pegawai Negeri yang dibayar Anggaran Negara
Elit politik bersaing jadi bupati, gubernur, presiden buat boroskan Anggaran Negara
Rakyat jelata barter suara minta pendidikan & kesehatan gratis dibiayai Anggaran Negara
Pegawai pemerintah dimanja terima tunjangan ini itu dari Anggaran Negara
Pengusaha rela membayar upeti mahal untuk dapat proyek dari Anggaran Negara
Mau pulang kampung lebaran minta gratisan dari Anggaran Negara
Melahirkan dan sakit penduduk negeri minta gratis atas biaya Anggaran Negara
Sekolah gratis tak bayaran tiap bulan, biaya sekolah dari Anggaran Negara
Murid yang sekolah dengan surat bohong dari kelurahan dapat beasiswa dari Anggaran Negara
Mahasiswa tak mau membayar, menuntut gratis kuliah atas biaya Anggaran Negara
Mereka masih menuntut biaya beli buku, transport dari pemerintah atas biaya Anggaran Negara
Lucunya, saat mereka mau jadi pegawai atau anggota militer dan polisi rela menyogok banyak walau tau negara membiayai dari Anggaran Negara
Ada pembelajaran yang nyaring bahwa hidup ini gratis, semua ditanggung Anggaran Negara
Tak perlu berjuang untuk memperoleh apapun karena ada Anggaran Negara
Cukup rakyat beri dukungan pada politikus untuk jadi apa yg dia mau, maka politikus itu akan gratiskan smuanya dari Anggaran Negara
Saat bekerja, pegawai tak perlu serius karena pasti dibayar dari Anggaran Negara
Mental rakus timbuhkan korupsi luar biasa manfaatkan habiskan Anggaran Negara dan apapun yang bisa dikorupsi
Si Anggaran Negara merasa lelah dan terlalu berat menanggung beban
Si Anggaran Negara merasa tak ditambah dalam jumlah yang cukup
Si Anggaran Negara merasa harus menanggung semua beban penduduk negeri atas perintah politikus
Si Anggaran Negara tahu bahwa para politikus berpesta menghisapnya tanpa memberi kesempatan tumbuh
Saat si Anggaran Negara menghilang
Sementara rakyat sudah terbiasa gratis
Pegawai pemerintah apatis tak kreatif
Apakah Negeri Paman Besut jadi bangkrut?
Apa yang terjadi di sana?
Video kegokilan diatas akan menjadi kenang kenangan yang bisa dinikmati ketika nanti gue udah lulus. Bukan zamannya lagi sekarang nyimpen video di memory card, ketika itu memory terjangkit virus ataupun ke format, lu bisa apa? Nangis darah palingan…..
Gak ada salahnya manfaatin media sosial deh buat hal hal yang positif. Gue bakal inget kata kata Pak Dedi yang pernah bilang ke gue “suatu saat nanti ketika reunian itu video bakalan jadi sesuatu yang luar biasa, ntar lu rasain deh, jadi inget deh lu sama temen temen lu dulu lucunya kaya apa” .
Persiapkan dari sekarang dan gue pengen ngebuktiin kalo suatu saat nanti video ini bakalan jadi sesuatu yang sangat luar biasa…
Begitu banyak pengalaman yang luar biasa ketika gue masih menjadi salah satu siswa SMKN 50 Jakarta, ya salah satunya adalah mengikuti berbagai macam perlombaan akuntansi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi swasta di daerah Jakarta & Tangerang. Disetiap perlombaan itu pasti ada yang menang dan ada yang kalah, begitu juga sama kaya apa yang gue alamin sewaktu lomba. Gue bakal ceritain dipostingan kali ini.
1. Accounting Competition Universitas Darma Persada Jakarta (15-16 Februari 2013)
Lomba akuntansi di UNSADA ini pertim dimana waktu itu gue satu tim sama dito dan shabrina. Ini lomba juga pertama kalinya gue diikutin sama bu Jeanne. Berhubung ini lomba tingkat SMA/SMK se-Jabodetabek, udah ngebayangin awalnya kalo lawannya itu anak SMA ya pasti harus lebih diseriusin lagi belajar di materi ekonominya. Disini gue, dito sama shabrina dapet juara II, kalo ditanya seneng banget ya pasti lah karna waktu itu juga keadaannya gue masih kelas 11.
Proses belajar kreatif sudah seperti keharusan di semua jenjang pendidikan, sebuah prose belajar yang mendorong murid untuk berani mengeluarkan ide-ide yang dihubungkan dengan materi pembelajaran hingga menghasilkan sesuatu, hasil proses kreatif dalam pembelajaran adalah sesuatu yang bisa dinikmati oleh murid yang menungkap ide kreatif, teman se kelasnya, guru kelas dan semua orang yang melihat hasil kerja krearif dalam proses belajar.
Hasil proses kreatif yang dilakukan berkali-kali menjadikan murid terbiasa produktif, ada hasil pada proses yang dikerjakan. Pada foto ilustrasi di atas terlihat hasil belajar murid yang didisplay oleh murid, dibantu guru, dinikmati oleh murid, guru, orang tua dan semua orang yang melihat suasana kelas.
Display model kelas seperti di atas prosesnya hanya bisa dinikmati oleh murid dan guru yang membuat karya kreatif, ikut mendisplay atau orang-orang yang datang ke ruang kelas itu.
Agar proses kreatif dan produktif bisa jadi contoh hingga bisa ditiru dan disempurnakan oleh murid dari luar sekolah bahkan dari seluruh dunia, sebaiknya saat karya kreatif itu dibuat sebaiknya didokumentasikan dalam bentuk foto dan diunggah di instagram, dalam bentuk video yang diunggah di youtube, atau proses cerita plus foto yang bisa diunggah di blog murid, blog guru, blog sekolah.
Saat karya kreatif itu didisplay bersama semua murid dan guru sebaiknya didokumentasikan dalam bentuk foto dan diunggah di instagram, dalam bentuk video yang diunggah di youtube, atau proses cerita plus foto yang bisa diunggah di blog murid, blog guru, blog sekolah, akan terlihat bagaimana proses kerjasama antar semua murid dan guru mendisplay karya kreatif di kelasnya.
Ketika karya kreatif itu sudah di display dan suasana kelas jadi baru dan semarak sebaiknya didokumentasikan dalam bentuk foto dan diunggah di instagram, dalam bentuk video yang diunggah di youtube, atau proses cerita plus foto yang bisa diunggah di blog murid, blog guru, blog sekolah, akan terlihat perbedaan kelas sebelum didisplay karya kreatif dan sesuadh didisplay hasil kerja murid.
Kesan-kesan proses produktif, dimana murid-murid diwawancara satu persatu tentang hasil kerja kreatifnya, didokumentasikan dalam bentuk foto dan diunggah di instagram, dalam bentuk video yang diunggah di youtube, atau proses cerita plus foto yang bisa diunggah di blog murid, blog guru, blog sekolah.
Murid Sekolah Dasar, sudah mampu melakukan berbagai hal di atas dengan menggunakan gadget, telepon genggam, laptop, dsb. Guru hanya mendorong, mengarahkan, mengontrol waktu agar semua kompetensi bisa dicapai murid dan banyak kenangan di blog, youtube, soundscloud, instagram bisa dinikmati oleh murid-murid hingga puluhan tahun yad, dan bisa jadi referensi bagi murid, guru-guru dan sekolah lain yang membutuhkan.
Video di bawah ini adalah salah satu contoh pemanfaatan teknologi informasi dihubungkan dengan pelajaran matematika di SMKN 50 Jakarta, anda dan semua orang sedunia bisa nikmati karya-karya mereka di Youtube.
Apa dokumentasi terakhir anda? di blog, intagram atau youtube?
di negeri paman besut sedikit sekali orang yang pantas jadi pemimpin, sehingga menjadi biasa bupati, walikota, gubernur suatu daerah adalah seseorang yg bukan penduduk daerah itu atau sudah lama tidak tinggal di daerah itu, impor pemimpin, pindah-pindah calon legislatif jadi tak masalah.
Masalah sesungguhnya ada di lembaga pendidikan, seperti perguruan tinggi, sekolah atau lainnya yang lupa misi utamanya.
Coba amati visi, misi lembaga-lembaga pendidikan itu, pasti salah satunya membentuk manusia berkualitas. Mereka yang berkualitas biasanya punya kemampuan leadership yang baik dan bisa berperan sebagai rakyat yang baik pemimpin yang baik pula.
Proses melatih kepemimpinan murid di sekolah nelalui berbagai organisasi seperti OSIS, ROHIS, ROKRIS, basket, volly, paskib, PMR, marching band, fotografi, musik, teater, dsb.
Pada setiap unit kegiatan ada struktur organisasi seperti ketua, wakil, sekretaris, dsb. Mereka mengelola unit-unit untuk operasional kegiatan dan berkoordinasi dengan unit lainnya serta manajemen sekolah untuk mewujudkan target-target dalam bentuk latihan, pentas, kompetisi, pencapaian prestasi atau lainnya.
Hal di atas adalah miniatur sebuah negara dengan seorang Presiden, yang di sekolah ada Ketua OSIS, ada menteri-menteri yang di sekolah adalah ketua unit kegiatan, pembiasaan ketika di SD, SMP, SMA & Perguruan Tinggi akan memetangkan kemampuan memimpin diri sendiri dan orang lain untuk mencapai tujuan.
jika jutaan sekolah di negeri yg hampir seperempat milyar penduduknya biasa melatih mental kepemimpinan anak maka tak sulit negeri itu mencari pemimpin yang bermutu dengan rekam jejak yang jelas, happy deh.
di negeri paman besut
ada berita di koran
anak SMP bikin video tak sopan gunakan HP
sekolah melarang murid bawa HP ke sekolah
anak pencinta alam mati ketika kegiatan di luar
sekolah melarang ekskul pencinta alam
anak tawuran dijalan
sekolah dilarang menerima murid baru
kecelakaan rombongan bus pariwisata studi banding sekolah
sekolah melarang murid adakan studi banding ke luar kota
ada murid meninggal karena ospek
sekolah melarang murid adakan kegiatan ospek
ada kejadian …
sekolah melarang …
ada kejadian …
sekolah melarang …
mengelola sekolah ternyata gampang
ada kejadian …
bikin larangan …
mungkin nanti
murid ke sekolah cuma belajar
tak ada kegiatan ekatra kurikuler
karena semua habis dilarang
Negara jadi sangat sulit cari anak-anak muda berprestasi
semua anak muda cuma sekolah buat lulus UN
kuliah terus kerja, jadi kuli perusahaan besar
atau wirausaha sendiri terseok-seok
cari pemimpin, gubernur, presiden makin sulit
karena murid di sekolah tak dilatih organisasi
kasih sambutan tak bisa dinikmati beralasan seperlunya
kamu pernah jadi pemimpin organisasi apa?
Di Negeri Paman Besut, sekolah negeri gratis sejk SD hingga SLTA, orang tuan yang keadaan ekonomi terbatas sangat senang dengan kebijakan pemerintah daerahnya, karena bisa menyekolahkan anaknya di sekolah negeri tanpa merisaukan biaya, terlebih lagi ada pemberian beasiswa kepada murid berupa kartu pintar atau nama lainnya, murid yang bersekolah seperti sudah bekerja memperoleh penghasilan. menurut peraturan, dana yang diberikan untuk mendukung berbagai kegiatan sekolah anak, tetapi orang tua sering ikut menggunakan uang untuk keperluan keluarga yang tak berhubungan dengan sekolah.
Di beberapa sekolah negeri mayoritas gurunya adalah pegawai honor alias belum menjadi Pegawai Negeri Sipil – PNS, karena guru-guru yang PNS sudah pensiun dan belum ada droping guru baru PNS dari Pemerintah, karena tak boleh menerima sumbangan dari masyarakat atau orang tua murid, maka sekolah hanya mengandalkan dana operasional dari pemerintah daerah dan pusat, naasnya hingga bulan Mei anggaran tak kunjung turun ke sekolah. Untuk guru yang PNS tak masalah karena penghasilan atau gaji dari pemerintah tetap turun seperti biasa, sayangnya sekolah jadi kesulitan untuk membayar honor guru yang belum PNS, sementara para guru itu memiliki keluarga.
Untuk operasional sekolah seperti kebersihan, perawatan, listrik, air dan lain-lain kepala sekolah melakukan berbagai upaya untuk menutupi dana, bahkan ada yang harus meminjam uang ke Bank agar cukup dana untuk operasional sekolah dan membayar honor guru, karena proses belajar tak boleh berhenti seharipun. Kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler jadi terhambat pelaksanaannya, jika ada murid atau orang tua murid yang melihat ada penurunan pelayanan secara kuantitas maupun kualitas dan menuntut kepada guru atau kepala sekolah agar memberi pelayanan yang bermutu bisa dijawab begini: “Maunya gratis koq pengen bagus.”
Akhirnya, orang tua yang berpendidikan dan mampu menyekolahkan anaknya di sekolah swasta yang bagus meskipun biaya yang harus dikeluarkan tak sedikit, dan sekolah-sekolah negeri makin kekurangan murid karena masyarakat makin sadar pentingnya pendidikan bermutu buat anak-anaknya.
Sekolah-sekolah negeri yang masih mengedepankan mutu, para orang tuanya kompak memberi dukungan dengan memberi donasi uang utntuk berbagai kegiatan sekolah yang bermanfaat buat anak-anaknya yang dititipkan di sekolah itu, walaupun Gubernur atau Kepala Dinas marah kepada Kepala Sekolahnya, para orang tua marah kepada Gubernur & Kepala Dinas; “Kami ingin Sekolah yang lebih bermutu sesuai keinginan kami, kalian tak perlu melarang kami menyumbang sekolah anak kami.”