Semoga pendidikan di Jakarta punya ciri khas dan lebih baik dari semua daerah di Indonesia

Sumber: http://kumparan.com

Tanggal 16 Oktober 2017 warga Jakarta punya Gubernur dan Wakil Guernur baru, selamat buat Pak Anis dan Pak Sandi, perjalanan menulis sejarah di negeri berpenduduk seperempat milyar lebih, sebagai pendidik saya melihat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di sektor pendidikan, diantaranya:

1. Pelajar bersepeda Motor

Dinas Pendidikan telah melarang pelajar Jakarta mengendarai sepeda motor ke sekolah sejak tahun 2015, dan sebagian bear sekolah sudah menerapkan peraturan melarang murid membawa sepeda motor dan memarkirnya di dalam lingkungan sekolah, tetapi kenyataanya para pelajar masih membawa sepeda motor dan memarkir di tempat-tempat tertentu di sekitar sekolah, sehingga muncul kantong-kantong parkir sepeda motor yang dikelola masyarakat atau pemilik lahan di sekitar sekolah. Bahkan ada kantong parkir yang berjarak hanya beberap meter dari gerbang sekolah dan terlihat oleh Guru dan Kepala Sekolah, sepertinya hal itu dibiarkan, barangkali dengan pemikiran bahwa sepeda motor diparkir bukan di dalam lingkungan sekolah, padahal larangan dari Kepala Dinas Pendidikan itu isinya melarang murid membawa kendaraan bermotor ke sekolah, bukan parkir di lingkungan sekolah. Kepolisian pasti tahu tentang keberadaan kantong-kantong parkir di sekitar sekolah, entah kenapa seolah itu dibiarkan.

Bis-bis sekolah sudah terlihat beroperasi pagi dan sore hari, mungkin karena route jalurnya tidak bisa melewati lokasi tempat tinggal semua murid sekolah, sehingga seolah tak berfungsi optimal. Pelayanan Ojek Online saat jam masuk dan pulang sekolah terlihat sangat membantu pelajar yang datang dan pulang sekolah. Pelayanan transportasi umum Jakarta harus terus diperbaiki agar pelajar tak berkendara dan bisa mengurangi korban kecelakaan lalu lintas atau membiasaan pendidikan karakter yang mematuhi peraturan lalu lintas, dimana penduduk yang belum berumur 17 tahun dan memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) dilarang membawa kendaraan bermotor.

2. Pelajar Merokok

Saat pagi hari ketika berangkat ke sekolah dan sore hari saat pulang sekolah tak sedikit pelajar yang berjalan atau berkendara sambil merokok, mungkin ada guru yang mencium aroma bau rokok dari mulut atau badan murid hingga menemukan rokok atau korek api di pakaian atau tas muridnya tak berani memberi sangsi karena murid dan orang tua sangat sensitif terhadap hukuman di sekolah dihubungkan dengan isu-isu hak azasi manusia, maka banyak pelajar yang sudah kecanduan rokok sejak di Sekolah Dasar atau Sekolah Lanjutan tingkat Pertama. Bisa saja Pak Gubernur menugaskan kepada Kepala Dinas Pendidikan agar memberi sangsi yang berat kepada murid yang diketahui merokok, membawa rokok, misalnya dikeluarkan dari sekolah atau dicabut KJP, atau apapun sangsinya yang bisa membuat penghentian kebiasaan buruk merokok sejak kecil.

Pemerintah daerah harus memastikan bahwa tak ada penjual rokok dan iklan rokok pada jarak tertentu dari sekolah, termasuk tak mengijinkan iklan atau promosi produk rokok, agar murid tak memiliki pandangan keliru tentang rokok.

3. Ketersediaan dan Kesejahteraan Guru

Banyak sekolah di Jakarta memiliki kekurangan Guru, usaha pemerintah mengangkat guru baru dari PTT dan guru bantu dilakukan dengan kurang optimal dimana banyak guru yang ditempatkan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Sementara kesejahteraan guru di Jakarta kurang mendapat perhatian dimana guru honor yang dibayar oleh pemerintah daerah sekitar 3,4 juta sama dengan tenaga tata usaha, tetapi sangat jauh dari tenaga tata usaha yang sudah menjadi PNS.

Penghasilan Guru dan Kepala Sekolah PNS jauh lebih kecil dari Kepala Subag Tata Usaha di sekolah, hal ini tak seharusnya terjadi karena pekerjaan mendidik murid lebih berat dibanding mengelola arsip sekolah, sebagai mantan menteri pendidikan pasti Pak Anies tentu faham.

Selamat bekerja, semoga pendidikan di Jakarta punya ciri khas dan lebih baik dari semua daerah di Indonesia, kami siap membantu … salam OKE OCE.

Terima Kasih FCTC Indonesia


#Repost @fctcindonesia (@get_repost)
・・・
Kata Tokoh.

Bahaya rokok merupakan suatu hal yang nyata dan tidak dapat dibantahkan lagi. Harga rokok yang terjangkau menjadikan bahaya ini semakin dekat dengan orang banyak.

Ayo Buk @smindrawati naikkan harga rokok, untuk selamatkan bangsa dari bahayanya.

Kata tokoh hari ini berasal dari seseorang yang sangat inspiratif, Bapak @dwitagama

#fctcuntukindonesia #katatokoh #hargarokoknaik #rokokharusmahal

Menikmati Wajah Sendiri

21994287_10154650687701582_8080326450953173058_o-2

Bertemu dengan Relawan Anti Narkoba yang difasilitasi BNNK Cianjur, plus bonus foto-foto bagus dari staf BNNK Cianjur bernama Om Sunardi yang membuat saya bisa menikmati wajah sendiri dan mengenang interaksi yang seru dengan peserta, mau liat foto-foto yang lain? Silahkan kesini.

Nikmati ribuan foto-foto training saya disana, ribuan foto saya lainnya di instagram, video saya di Youtube ada lebih dari 1.100 bisa dinikmati disiniperlu download slide-slide Saya silahkan klik disini..

Manfaat Instagram buat yang disayang

Saya posting foto pertama di atas, komentarnya banyak berisi tag yang ditujukan kepada orang lain dengan kalimat sayang dan dijawab dengan kalimat sayang juga.

Barangkali mengingatkan secara lisan sudah tak cukup, instagram bisa jadi tambahan bahan amunisi ungkapkan sayang agar yang disayang tak sakit atau cepat mati kerana merokok, kalo kamu?

6 Juta Berita setahun: Gerakan MENGABARKAN SEKOLAH di Jakarta

Screen Shot 2017-10-03 at 4.19.45 PM
Sumber: http://datadikdki.jakarta.go.id/index.php?mn=rangkuman&data=sekolah

Ada kesadaran baru yang tumbuh dari pengelola Lembaga Pendidikan di Jakarta, mereka secara kompak bersama-sama mengabarkan kegiatan di masing-masing sekolahnya satu posting setiap hari lewat media website, blog, instagram, facebook, twitter, dsb. Kepala Sekolah, Guru-guru dan Pegawai Tata Usaha sudah faham bahwa di era digital sekarang ini pekerjaan mengupload kabar sekolah lewat media website, blog, instagram, facebook, twitter, dsb sangat mudah dilakukan hanya dengan menggunakan telepon genggam atau notebook.

Saat ini jumlah sekolah TK hingga SLTA di Jakarta hampir 7.000 unit sekolah. Jika 6.000 sekolah TK hingga SLTA mengupload satu posting di media website, blog, instagram, facebook, twitter, (lima platform sosial media), maka akan tersebar 30.000 kabar dari sekolah setiap hari yang akan terpampang di jagat digital dan terlacak oleh Google.

Jika 6.000 sekolah TK hingga SLTA mengupload satu posting di media website, blog, instagram, facebook, twitter, (lima platform sosial media), maka akan tersebar 150.000 kabar dari sekolah setiap satu minggu (lima hari kerja) yang akan terpampang di jagat digital dan terlacak oleh Google.

Jika 6.000 sekolah TK hingga SLTA mengupload satu posting di media website, blog, instagram, facebook, twitter, (lima platform sosial media), maka akan tersebar 600.000 kabar dari sekolah setiap bulan yang akan terpampang di jagat digital dan terlacak oleh Google.

Jika 6.000 sekolah TK hingga SLTA mengupload satu posting di media website, blog, instagram, facebook, twitter, (lima platform sosial media), maka akan tersebar 6.000.000 kabar dari sekolah setiap tahun (dengan asumsi 10 bulan aktif bekerja) yang akan terpampang di jagat digital dan terlacak oleh Google.

Dalam waktu lima tahun, terdapat 30.000.000 kabar dari sekolah Jakarta bakal memadati jagat digital dan terlacak oleh Google. Apalagi jika sekolah-sekolah itu juga mengupload kabar berbentuk video di Youtube, maka jumlah 50 juta bukan hal yang tak mungkin bisa menyesaki jagat maya dan terhubung dengan Google.

Apa saja yang bisa menjadi sumber berita di sekolah? Banyak sekali yang bisa jadi topik kabar yang bisa diketahui oleh masyarakat, termasuk orang tua murid dimana anak-anaknya bersekolah, diantaranya:

  • Upacara di Sekolah
  • Profil Kepala Sekolah, Guru, Tata Usaha hingga murid berprestasi, atau murid yang cantik, unik, ganteng, dsb
  • Taman sekolah
  • Kantin sekolah
  • Toilet sekolah
  • Gerbang sekolah
  • Lobby sekolah
  • Profil alumni
  • Reportase pertandingan
  • Reportase tamu
  • Profil Guru dan Karyawan yang sudah pensiun
  • Profil orang tua murid
  • Profil Guru paling senior, paling muda, paling-paling apa aja deh
  • Dsb

Setiap poin di atas bisa menjadi banyak sekali tulisan atau posting yang membuat 365 hari dalam setahun tak cukup untuk mengabarkan kegiatan di sekolah anda. (Jika sekolah anda mengalami kesulitan dan mau memulai mengabarkan berbagai kegiatan sambil mendokumentasikan kegiatan sekolah, silahkan hubungi Saya di 08128534836).

Di bawah ini salah satu contoh kabar dari sekolah yang diproduksi dan diposting di youtube oleh murid yang baru masuk di SMKN 50 Jakarta.

Jika ratusan murid di sekolah anda ikut serta mengabarkan sekolahnya, betapa banyak kabar tentang proses pendidikan anak negeri di ibukota negara ini bisa dinikmati oleh banyak orang lewat telepon genggam?. 

 
Seberapa banyakkah kabar sekolah anda di Google?

Ketika merokok sudah jadi biasa, menghisap asap lain seperti ganja jadi bukan sesuatu yang tabu

medicine_190605

Saya kira, pendidikan yang makin baik di negara maju membuat rakyatnya melek masalah kesehatan dan tak menyalahgunakan narkoba, dengan demikian usaha mendidik anak bangsa akan bisa membuat penduduk negeri mampu mengendalikan diri dari penyalahgunaan narkoba. Ternyata pendidikan saja tak cukup membuat seseorang menjadi bijak berbuat yang baik untuk dirinya, termasuk tidak mengkonsumsi sesuatu yang membahayakan dirinya.

Pengalaman hidup di keluarga, kebiasaan melihat contoh kedua orang tua hidup sehat membuat anak lebih sadar terhadap masalah kesehatan, pendampingan orang tua dimasa remaja, berinteraksi dengan teman pergaulan sesama remaja, di sekolah dan di kampus bisa membuat seseorang mampu mengambil keputusan yang tepat, misalnya dalam hal merokok dan penyalahgunaan narkoba.

Kemampuan berfikir “lurus” menjaga kesehatan, tak mengkonsumsi sesuatu yang mebahayakan kesehatan jadi sesuatu yang “aneh” karena banyak kebiasaan di masyarakat yang sesungguhnya buruk tetapi karena sudah menjadi kebiasaan itu seolah jadi baik dan tak masalah. Merokok misalnya, karena orang-orang di sekitarnya yang ditemui menghisap asap, termasuk kakek, nenek, ayah, ibu, kakak, saudara dan kerabatnya, maka seorang anak merasa tak masalah menghisap rokok.

Ketika merokok sudah jadi biasa, menghisap asap lain seperti ganja jadi bukan sesuatu yang tabu, dilanjutkan dengan mengkonsumsi zat-zat lain yang berdampak mempengaruhi fungsi dan kerja otak jadi hal biasa. Setelah ganja, oplosan, heroin, shabu, PCC, bakal ada narkoba apa lagi yang bakal bikin heboh dan makan korban di negeri ini?

Identitas Digital

Awal tahun 2000-an punya identitas dilengkapi no telepon dan fax sudah cukup untuk dibilang keren atau modern, di tahun 2017 identitas seseorang atau lembaga dilengkapi dengan beragam akun seperti email, WhatsApp, line, instagram, website, facebook, path, website, blog, dsb.

Zaman dulu telepon dan fax anda hanya pasif menunggu orang lain yang menghubungi anda atau lembaga anda, kini akun-akun anda secara aktif mengabarkan apa saja yang sedang berlangsung di rumah anda atau lembaga anda.

Pada foto di atas adalah identitas dari sebuah resto yang dicetak di lunch box dan identitas sebuah majalah terkenal negeri ini.

Sekolah masa kini yang canggih punya jejak di berbagai akun yang dikelola secara serius sehingga murid, orang tua, guru dan semua stakeholder mengetahui kegiatan-kegiatan dan kabar terkini dari sekolah.

Bagaimana dengan dirimu, sekolahmu atau lembaga dimana kamu berada?