Perubahan Retorika di Lalapangan Upacara Sekolah

Masih ingat saat upacara zaman dulu, pembinanya bilang begini:

“Jaga nama baik Sekolah, jaga nama baik Negara dan Bangsa”

Kalo seorang murid hobby tidur di kelas, merokok sebelum dan pulang dari sekolah, bawa senjata tajam, tawuran, boti, cabe”an dan berbagai hal” negatif lainnya, bagaimana dia bisa menjaga nama baik dirinya sendiri, apalagi menjaga nama baik sekolah yang luas banyak muridnya, berat sekali, hampir tak mungkin.

Ada pesan menarik saat dibacakan sambutan MENSOS RI di upacara hari Pahlawan 101117, begini intinya:

Jadilah pahlawan
Pahlawan untuk dirimu sendiri
Pahlawan untuk keluargamu
Pahlawan untuk sekolahku
Pahlawan untuk agamamu
Pahlawan untuk bangsa & negaramu
Cakeeeep nih sambutan tertulis MENSOS RI …. gimana bisa jadi pahlawan bangsa kalo buat diri sendiri aja dia tak mampu.

Bagus kan dirimu sebelum kau bagus kan negara, selamat hari pahlawan 101117, good job Tim Paskibraka #SMKN50JAKARTA.  Nikmati video” lainnya di channel Youtube saya, kuuuy.

Untung nama Saya Dedi Dwitagama, bukan Dedi Mulyadi, bukan pula Untung, kalo kamu?

Deddy-feminaUntung nama Saya Dedi Dwitagama, bukan Dedi Mulyadi, bukan pula Untung … saya tak memimpin Golkar di daerah saya, juga tak mencalonkan diri ikut kontestasi pemilihan kepala daerah di Jawa Barat. Saya bisa merasakan betapa banyak energi dan sumberdaya lainnya sudah dikeluarkan Dedi Mulyadi untuk merubah image Golkar yang seperti diberi cap partai yang gemar “korupsi”, lewat berbagai kerja dan pembuktian membangun Purwakarta dan melayani penduduknya dengan mengedepankan transparansi pengelolaan pemerintah daerah.

Untung nama Saya Dedi Dwitagama, bukan Dedi Mulyadi, bukan pula Untung … setelah bekerja keras Dedi Mulyadi membesarkan golkar dan membangun Purwakarta rupanya tak cukup untuk menabung elektabilitas yang berdasarkan hasil survey berbagai lembaga tak terlalu moncer sinarnya, berujung pada keputusan Golkar mencalonkan RK yang bukan anggota atau pengurus partai berlambang beringin karena beberapa hasil survey paling moncer sinarnya.

Untung nama Saya Dedi Dwitagama, bukan Dedi Mulyadi, bukan pula Untung … setelah tak dipedulikan keluarga di rumah sendiri akhirnya Dedi Mulyadi  mencari teman di rumah lain, mulai sering hadir di acara partai berwarna merah berlogo banteng bermoncong putih, apakah Dedi Mulyadi sedang marah dan ingin menyeruduk walah terlihat diam, seperti warna moncong banteng … putih, sebuah “kepatuhan” seperti yang diinginkan keluarganya di DPP Golkar?.

Untung nama Saya Dedi Dwitagama, bukan Dedi Mulyadi, bukan pula Untung … tapi bisa jadi situasi sekarang ini bikin untung, seperti beberapa tokoh negeri ini yang dizalimi kemudian jadi Presiden, apakah Dedi Mulyadi sedang menuju ke RI 1? Apakah Dedi Mulyadi bakal menjungkirkan hasil survey berbagai lembaga? Jika Dedi Mulyadi terpilih jadi gubernur Jawa Barat, masyarakat bakal mulai ragu dengan hasil-hasil survey. Hal ini bisa berujung ke pemilihan presiden yang bakal memunculkan pemenang calon yang tak unggul dalam survey.

Untung Nama Saya Dedi Dwitagama, bukan Dedi Mulyadi, bukan pula Untung … apakah pilkada kali ini membuat golkar jadi buntung, mungkin tak ada yang mau jadi ketua partai di daerah karena tak ada jaminan didukung untuk maju ikut kontestasi pemilihan kepala daerah? Ah … untung Nama Saya Dedi Dwitagama, bukan Dedi Mulyadi, bukan pula Untung, kalo kamu?.

Ide Posting: Dokumentasikan Kegiatan

DWITAGAMA DINAS P& K BANTEN 1

Sabtu, Minggu bulan lalu saya ketemuan dengan banyak teman baru di beberapa even, foto di atas saya mendokumentasikan perjumpaan dengan guru-guru SMK se Provinsi Banten memotivasi menulis di sebuah hotel di Cipondoh Tangerang, Banten.

wp-image-1367513895

Foto di atas, Minggu 30 April 2017 saya bergembira bareng mahasiswa STEI Indonesia di Rawamangun Jakarta Timur, bicarakan tentang nikmatnya jadi aktifis. Jadilah weekend saya lebih berwarna, berbusana kasual, celana jeans plus kemeja santai saya “manggung” untuk membuat kehidupan lebih baik. Terima kasih buat semua fihak yang sudah berkenan bersinergi dengan saya, berita lengkapnya bisa disimak disini.

Posting ini saya buat ketika kehabisan ide mau nulis apa, liat aja foto di harddisk kemudian diunggah ditambah dengan kalimat tiga alinea, terima kasih telah berkunjung dan komentar, semoga bermanfaat.

 

Mungkin Pengemis itu Peduli Masa Depan, kalo Generasi Micin?

Screen Shot 2017-11-14 at 11.25.57 AM

Membaca kabar di atas, seorang pengemis yang ditemui oleh petugas dinas sosial DKI Jakarta kedapatan membawa emas dan uang 23 juta rupiah, saya jadi terfikir tentang generasi micin yang gejalanya begini:

Merasa hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat merokok, padahal dia sedang membunuh dirinya sendiri.

Merasa hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat ikut balap liar di jalan kampung, padahal dia sedang menempuh jalan cepat menuju kematian.

Merasa hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat ikut minum minuman keras oplosan, padahal dia sedang menempuh jalan cepat menuju kematian.

Merasa hebat, keren, cantik, dewasa, dsb saat posting foto tanpa busana, padahal dia sedang meminta orang lain menjauhinya.

Merasa hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat ikut tawuran di jalan, padahal dia sedang menggali kuburnya sendiri.

Merasa hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat naik motor bertiga tak pakai helm ngebut di jalan, padahal dia sedang menjemput celaka & mati.

Merasa kaya, hebat, keren, dewasa, dsb saat naik motor edisi terbaru yang dibeli dengan kredit, padahal dia sedang memiskinkan diri.

Merasa kaya, hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat berganti mobil dengan cara kredit, padahal dia sedang diperas isi kantongnya.

Merasa kaya, hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat mengenakan pakaian sobek-sobek, padahal dia sedang meniru orang miskin.

Merasa kaya hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat memaksakan diri mengkredit motor, padahal dia tak dipedulikan pemerintahnya yang tak mampu sediakan angkutan umum yang baik.

Merasa hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat ikut nongkrong, begadang tak tidur malam hari, padahal dia sedang membunuh dirinya sendiri.

Merasa hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat membiarkan rambutnya tak diurus, padahal dia sedang mengundang ketombe dan menjelekkan dirinya.

Merasa kaya, hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat makan mie instant pedas tingkat dewa, padahal dia sedang  merusak lambungnya.

Merasa hebat, keren, jantan, dewasa, dsb saat makan daging yang lezat, padahal itu cuma air yang diberi kaldu dan micin perusak otak dan tubuh.

Generasi micin masih banyak di sekitar kita dan mungkin akan terus tumbuh makin banyak, karena orang tua mengalami kesulitan mendidik anak dan tak setia pada keluarga, kebiasaan memasak yang keliru dan makan makanan yang dibumbui micin, semoga bakal ada pendidikan untuk calon orang tua supaya generasi micin makin sedikit.

Mengenang Lesu Abu

149247_468911122445_8030818_n
Muntilan Jogjakarta, 2010

Tiba-tiba saya menemukan foto di atas, rekaman tumbuhan di tepi jalan Muntilan Jogjakarta menuju Semarang. Saat itu saya berkegiatan di Jogja dan hendak kembali ke Jakarta tak bisa mendapat pelayanan di BAndara Jogjakarya dan mengharuskan saya bergeser dulu ke Semarang untuk bisa terbang ke Jakarta.

Abu nerapi yang sempat lesukan Jogja dan merenggut lebih dari 200 orang, kini daerah itu menjadi subur dan makin banyak dikunjungi wisatawan melihat jejak letusan merapi 2010.

Yang berpulang semoga tenang di sorga, yang masih tinggal semoga kini sejahtera hidup di tanah yang subur dan makmur, miss u much Jogjakarta.

Guru dan Dosen adalah Pahlawan yang membuat Seseorang jadi Pahlawan

 

Kapan anda terakhir berkunjung ke Makam Pahlawan? kenapa di nisan makam harus ada topi tentara? 

Apakah yang dimakamkan disana seorang tentara?

Apakah yang jadi pahlawan harus tentara? 

Apakah cuma tentara yang bisa jadi pahlawan? 

Apa dokter tak bisa jadi pahlawan dan dimakamkan di taman makam pahlawan? Bagaimana para insinyur yang membangun infrastruktur negeri ini?  Bagaimana dengan para petani yang telah menanam padi untuk makanan pokok penduduk negeri ini? Bagaimana dengan para pedagang yang telah mendistribusikan berbagai kebutuhan rakyat senegara? Bagaimana juga para ulama yang berdakwah keliling negeri menebarkan pesan Allah buat umatnya?  

Guru cuma pahlawan tanpa tanda jasa? Itu cuma cara sebuah rezim untuk menyatakan bahwa guru punya peran penting dalam kehidupan bernegara tetapi enggan memberi penghargaan atau menghargai jasa guru, kalau tak diberi tanda jasa tak perlulah diberi label pahlawan. Orang-orang yang jadi dokter, insinyur, petani, pedagang, tentara atau berbagai profesional lainnya bisa menjadi sesuatu harus melalui pendidikan yang dilayani oleh guru dan dosen.

Mereka yang sudah menghuni taman makam pahlawan mungkin lupa bahwa mereka bisa jadi pahlawan karena guru dan dosen, oleh sebab itu pengelola negara yang masih hidup harus memberi penghargaan pahlawan untuk guru dan dosen, mungkin simbol topi baja di makam pahlawan harus dipertimbangkan untuk tidak dilanjutkan, kecuali untuk mereka yang saat hidupnya mengabdi sebagai tentara, kenapa tidak diciptakan simbol pahlawan yang disesuaikan dengan profesi orang itu saat masih hidup. Banyak penduduk yang kreatif di negeri ini yang mampu mendisain lambang yang representasi  di makam pahlawan, karena pahlawan negeri ini tak hanya militer, dan pahlawan yang sesungguhnya adalah guru.

Terima kasih buat para pahlawan yang telah mengabdikan dirinya untuk membaguskan negeri. Selamat hari pahlawan.

Jadi Juara itu Hebat, Membuat Orang lain jadi Juara itu Lebih Hebat – Kejuaraan Basket antar SMP se Jakarta

Screen Shot 2017-11-06 at 6.52.11 AM

Kamu pernah merasakan nikmatnya jadi juara? pasti sangat luar biasa dan tak kan pernah bisa dilupakan seumur hidupmu. Jadi Juara itu Hebat, Membuat Orang lain jadi Juara itu Lebih Hebat.

Foto dia atas adalah aktifis ekskul Basket SMKN 50 Jakarta yang baru saja berhasil menyelenggarakan kompetisi basket untuk Pelajar SMP se Jakarta di SMKN 50 Jakarta yang diikuti oleh 32 tim pelajar SMP putra dan puteri, ini merupakan kompetisi yang ke tujuh diselenggarakan oleh anak-anak ekskul Basket SMKN 50 Jakarta … LUAR BIASA. Good job Guys.

Kalo mau jadi juara, latihan yang serius, bekerja sama dengan semua anggota kelompok kamu, terus sering-sering deh ikut kompetisi, pasti kamu bakal jadi juara. Kalo mau bikin kompetisi tak cukup hanya berlatih serius, kerjakeras dan kekompakan,  kepandaian mencari sponsor dan mental berani harus diramu jadi satu dengan bumbu daya tahan dan konsistensi bakal bikin terwujud kompetisi yang diselenggarakan.

Kamu pernah berapa kali jadi panitia pelaksana kompetisi?

Tips Mempromosikan Sekolah di Era Digital

Ingin sekolah anda terkenal? Zaman digital sekarang ini, promosi menggunakan brosur atau poster mungkin sudah tak zamannya lagi, bagaimana cara mempromosikan sekolah di era digital?

Media

  • Facebook
  • Twitter
  • Path
  • Instagram
  • Website
  • Blog
  • Youtube
  • LikedIn
  • Google Map
  • Dsb

Ada cara efektif dan efisien, misalnya dengan menggunakan situs https://hootsuite.com atau lainnya, anda bisa memposting satu artikel untuk beberapa platform seperti Facebook, twitter, likedin, dsb. Menggunakan hootsuite anda bisa menjadwalkan kapan posting anda akan ditayangkan, sehingga jika anda punya 30 materi promosi cukup dikerjakan beberapa menit dan akan tayang sepanjang 30 hari ke depan.

Dengan instagram, anda bisa memposting satu foto atau video yang secara otomatia akan muncul di instagram, facebook dan twitter, sekaligus.  Menggunakan Gramblr, anda bisa menjadwalkan puluhan posting foto atau video yang akan terbit sesuai waktu yang anda jadwalkan, bisa dilakukan dengan menggunakan notebook.

Tagar – Hastag (#)

Pilih tagar atau hastag yang kemungkinan banyak dicari pengguna internet yang akan terhubung dengan media promosi sekolah anda, missalnya: #SMKN 50 JAKARTA, #SEKOLAH UNGGULAN, #SEKOLAH RAMAH ANAK, #SEKOLAH BERKARAKTER, dsb.

Keroyokan – Gotong Royong

Siapa yang melakukan tugas promosi sekolah? Kepala Sekolah bisa menugaskan satu orang karyawan atau guru untuk memposting berbagai kegiatan di sekolah di berbagai platform media sosial. Guru memberikan tugas kepada murid dengan berbagai tema atau kompetensi sesuai pelajaran yang diampu dan harus diunggah di blog murid, intsgram, atau youtube masing-masing murid dengan menggunakan tagar atau hastag yang disepakati.

Pada hari-hari tertentu, saat sekolah mengadakan kegiatan tertentu, semua warga bisa didorong untuk memposting artikel, foto dan video lewat berbagai platform media sosial dengan menyertakan tagar atau hastag di judul atau caption postingnya.

Kompetisi

Adakan kompetisi ekskul, misalnya kejuaraan basket yang mengundang sekolah yang jenjangnya setingkat dibawah sekolah anda, misalnya jika anda SMK, adakan kejuaraan basket antar SLTP yang mengundang SMP atau MTS di sekitar sekolah anda, atau se Kabupaten atau Propinsi, perhatikan bahwa sekolah anda akan dikunjungi banyak pelajar SMP yang sebagian dari mereka nanti akan masuk ke sekolah anda.

Google Map

Coba cari sekolah anda di google map, apakah sekolah anda eksis? lokasinya tepat pada posisi yang seharusnya atau tidak ada sama sekali? Jika sudah tepat, anda beruntung tetapi jika tidak tepat, anda bisa mengkomunikasikan kepada google agar merubah ke posisi yang seharusnya, lakukan beberapa kali jika belum direspon, saatnya nanti google akan merubah posisi sekolah anda ke yang seharusnya.

Saat ini masyarakat banyak menggunakan aplikasi peta google map, waze, dsb untuk memesan angkutan online atau saat berkendara mencari sekolah anda.

Materi Promosi Sekolah

Apa saja yang bisa menjadi sumber berita di sekolah? Banyak sekali yang bisa jadi topik kabar yang bisa diketahui oleh masyarakat, termasuk orang tua murid dimana anak-anaknya bersekolah, diantaranya:

  • Upacara di Sekolah
  • Profil Kepala Sekolah, Guru, Tata Usaha hingga murid berprestasi, atau murid yang cantik, unik, ganteng, dsb
  • Taman sekolah
  • Kantin sekolah
  • Toilet sekolah
  • Gerbang sekolah
  • Lobby sekolah
  • Profil alumni
  • Reportase pertandingan
  • Reportase tamu
  • Profil Guru dan Karyawan yang sudah pensiun
  • Profil orang tua murid
  • Profil Guru paling senior, paling muda, paling-paling apa aja deh
  • Dsb

Setiap poin di atas bisa menjadi banyak sekali tulisan atau posting yang membuat 365 hari dalam setahun tak cukup untuk mengabarkan kegiatan di sekolah anda. (Jika sekolah anda mengalami kesulitan dan mau memulai mengabarkan berbagai kegiatan sambil mendokumentasikan kegiatan sekolah, silahkan hubungi Saya di 08128534836).

Di bawah ini salah satu contoh kabar dari sekolah yang diproduksi dan diposting di youtube oleh murid SMKN 50 Jakarta.

Jika ratusan murid di sekolah anda ikut serta mengabarkan sekolahnya, betapa banyak kabar tentang proses pendidikan anak negeri ini bisa dinikmati warga dunia lewat telepon genggam?.

Seberapa banyakkah kabar sekolah anda di Google?

Nikmati ribuan foto-foto training saya disana, ribuan foto saya lainnya di instagram, video saya di Youtube ada lebih dari 1.100 bisa dinikmati disiniperlu download slide-slide Saya silahkan klik disini.