Alamat

Kartini pernah punya sahabat pena yang tinggal di negeri yang jauh? Komunikasi berlangsung melalui surat. Zaman dulu di Negeri ini surat diantarkan pegawai pos ke kantor desa atau kelurahan, setelah itu dibawa oleh petugas dari Desa, RW dan RT diantar ke alamat atau orang yang dituju ke rumahnya.

Tahun tujuh puluhan, pegawai pos mulai mengantarkan langsung ke nama dan alamat yang dituju dengan menggunakan sepeda dengan dua kantong terpal berisi paket pos pada boncengan sepeda petugas pos, dengan kring yang khas di stang sepeda dibunyikan ketika sampai di rumah yang dituju.

Kantor-kantor pemerintah dan swasta menggunakan kantor pos untuk banyak kegiatan, diantaranya saat menerima karyawan atau menerima kiriman dari masyarakat dengan menggunakan kotak surat yang diberi nomor, perusahaan atau kantor-kantor pemerintah dan swasta menyewa kotak pos yang berbentuk kotak dengan lubang untuk memasukkan surat pada bagian depan dimana petugas pos akan memasukkan surat yang ditujukan ke alamat kotak itu, di bagian lain dilengkapi kunci untuk membuka agar penyewa kotak pos bisa mengambil surat di dalam kotak pos itu yang tersusun di dalam kantor pos.

Tahun delapan puluhan mulai diterapkan sistem kode pos di Indonesia yang mengidentifikasi kelurahan dimana alamat tujuan surat itu berada, menuliskan kode pos saat itu serasa sudah modern mengikuti zaman, hingga semua orang berusaha menghafal nomor kode pos alamatnya, biasanya terdiri dari lima angka yang disesuaikan dengan kelurahan atau desa.

Di akhir tahun delapan puluhan orang-orang atau institusi dan sekolah mulai melengkapi alamat dengan nomor telepon dan fax, tak hanya di kantor, banyak rumah-rumah yang melengkapi diri dengan mesin fax bersatu dengan pesawat telepon rumah.

Tahun sembilan puluhan mulai era internet dan alamat kantor, perusahaan atau perorangan dilengkapi dengan alamat email yang membuat komunikasi bisa disertai foto dan dokumen lainnya dengan proses pengiriman yang sangat cepat, dalam hitungan detik.

Kini, alamat kantor, perusahaan atau perorangan dilengkapi dengan alamat email sudah tak cukup lagi, karena era sosial media seolah mengharuskan kantor, perusahaan atau perorangan melengkapi diri dengan alamat di sosial media seperti WhatsApp, Line, Facebook, Twitter, Instagram, dsb. Komunikasi melalui berbagai platform sosial media kini bisa dilakukan dalam bentuk teks, foto, video.

Bagaimana dengan anda? Sekolah Anda? Kantor Anda?

Group Whats App, Bermanfaatkah?

WA

Pagi hari, dia memijat layar handphone sambil menatap layar, membuka mulut, melongo, mengerutkan dahi, tertawa, mengeluh, kesal, gembira, dsb. Ada puluhan group whats app di handphone, berita berbentuk tulisan, gambar, video yang sama sering muncul di banyak group. Ketika dia melihat di salah satu group belum muncul info berita berbentuk tulisan, gambar, video yang sama, maka dia akan memforward atau melanjutkan kiriman kontent dari satu group ke group yang lainnya.

Siang hari, dia memijat layar handphone sambil menatap layar, membuka mulut, melongo, mengerutkan dahi, tertawa, mengeluh, kesal, gembira, dsb. Ada puluhan group whats app di handphone, berita berbentuk tulisan, gambar, video yang sama sering muncul di banyak group. Ketika dia melihat di salah satu group belum muncul info berita berbentuk tulisan, gambar, video yang sama, maka dia akan memforward atau melanjutkan kiriman kontent dari satu group ke group yang lainnya.

Malam hari, dia memijat layar handphone sambil menatap layar, membuka mulut, melongo, mengerutkan dahi, tertawa, mengeluh, kesal, gembira, dsb. Ada puluhan group whats app di handphone, berita berbentuk tulisan, gambar, video yang sama sering muncul di banyak group. Ketika dia melihat di salah satu group belum muncul info berita berbentuk tulisan, gambar, video yang sama, maka dia akan memforward atau melanjutkan kiriman kontent dari satu group ke group yang lainnya.

Menjelang tidur hari itu, dia memijat layar handphone sambil menatap layar, membuka mulut, melongo, mengerutkan dahi, tertawa, mengeluh, kesal, gembira, dsb. Ada puluhan group whats app di handphone, berita berbentuk tulisan, gambar, video yang sama sering muncul di banyak group. Ketika dia melihat di salah satu group belum muncul info berita berbentuk tulisan, gambar, video yang sama, maka dia akan memforward atau melanjutkan kiriman kontent dari satu group ke group yang lainnya.

Saat bangun tidur hari itu, dia memijat layar handphone sambil menatap layar, membuka mulut, melongo, mengerutkan dahi, tertawa, mengeluh, kesal, gembira, dsb. Ada puluhan group whats app di handphone, berita berbentuk tulisan, gambar, video yang sama sering muncul di banyak group. Ketika dia melihat di salah satu group belum muncul info berita berbentuk tulisan, gambar, video yang sama, maka dia akan memforward atau melanjutkan kiriman kontent dari satu group ke group yang lainnya.

Dia tak lagi membaca koran, majalah atau menyimak berita di televisi karena merasa sudah banyak informasi yang diserap dari puluhan group whats app handphone nya. Dia makin konsumtif melahap berbagai kontent yang belum tentu benar dan bermanfaat. Sepertinya makin sulit mencari orang yang produktif.

Ada berapa group whats app di handphone anda?

 

Persoalan Jari Tangan

Screen Shot 2019-02-07 at 10.36.26 AM
Dulu rakyat negeri ini
bebas mengekspresikan jari-jarinya
saat sedang berpose untuk difoto

bahkan tak sedikit
remaja yang mengekspresikan jari tengah ke atas
saat berjumpa dengan rombongan berseragam
yang berpapasan dengannya.

isyarat jari tengah itu tak pernah sampai ke penegak hukum
walau eksesnya menimbulkan tawuran hingga korban jiwa.

Sekarang rakyat tak bebas
mengekspresikan jarinya karena bisa berujung di pengadilan

Piala = Sampah

bike-old-2409984_960_720
http://pixabay.com

Ada berapa banyak piala di sekolah anda? Puluhan, ratusan atau lebih dari seribu piala menghiasi dinding atau disimpan di dalam lemari? Apakah arti piala untuk penghuni gedung sekolah anda? Mungkin ada piala diletakan di atas meja yang baru diperoleh beberapa hari yang lalu, dan belum sempat disimpan dalam rak atau lemari, tiba-tiba tersenggol oleh seseorang yang lewat atau terdesak ketika seseorang meletakkan buku atau benda lain, sehingga piala itu jatuh dan pecah berkeping-keping, akan dikemanakan piala yang hancur itu?

Jika ada tahun perolehan piala yang tercantum pada piala di sekolah anda, silahkan perhatikan piala yang paling lama diperoleh atau piala apa yang pertama diperoleh sekolah anda itu? Apakah arti piala itu untuk diri anda, adakah arti piala itu untuk warga sekolah saat ini?

Piala bisa diperoleh dengan berbagai cara, misalnya sekolah mengadakan berbagai perlombaan dalam rangka hari-hari tertentu, seperti ulang tahun sekolah, hari kemerdekaan, hari pahlawan, sumpah pemuda, hari guru, hari pendidikan, dsb. Ada perlombaan yang diikuti oleh kelas, yang ketika menjadi juara, pialanya disimpan di kelas, dan saat kelas itu lulus, pialanya dikeluarkan dari kelas dan menjadi inventaris sekolah.

Sekolah sering mengikuti berbagai kompetisi antar sekolah yang diadakan di luar sekolah oleh dinas pendidikan maupun instansi lain seperti organisasi cabang olah raga pencak silat, karate, renang, atletik, catur, basket, futsal, atau bidang kesenian seperti menari, menyanyi, paduan suara, band, film, dsb. Ketika meraih juara, sekolah memperoleh piala yang menjadi inventaris sekolah menghuni lemari atau rak di sekolah yang jika dikelola dengan baik menjadi asesoris penghias interior sekolah.

Suatu ketika sekolah anda mendapat kehormatan atau berprestasi hingga menjadi utusan atau wakil negara untuk mengikuti kompetisi pada bidang tertentu di luar negeri yang harus ditempuh dengan perjalanan belasan jam menggunakan pesawat terbang. Latihan dilakukan sejak setahun sebelum pelaksanaan lomba dengan melibatkan banyak murid, guru, disertai dengan uji coba atau latih tanding di berbagai kota di dalam negeri, biaya untuk persiapan menghabiskan biaya puluhan juta rupiah termasuk untuk pembuatan kostum atau pakaian yang digunakan saat kompetisi.

Untuk tiket perjalanan ke negeri yang jauh dan pulang kembali semua anggota group yang tak sedikit menghabiskan biaya hingga ratusan juta rupiah, maka total biaya yang digunakan untuk mengikuti kegiatan di luar negeri itu menghabiskan biaya ratusan juta rupiah. Bangga dan bahagia ketika pada kompetisi itu meraih prestasi menjadi juara dan membawa piala menambah koleksi piala di sekolah.

Untuk murid, guru, orang tua atau kepala sekolah dan siapa saja yang terlibat dengan persiapan hingga meraih prestasi kompetisi, melihat piala yang dihasilkan akan memunculkan kenangan cucuran keringat, curahan energi berlatih, perihnya luka cedera, menahan kantuk karena kurang tidur dan kecemasan perjalanan serta menghadapi perbedaan budaya dan iklim di negeri yang jauh, ratusan juta rupiah biaya yang sudah dikeluarkan, plus rasa bangga, bahagia, gembira luar biasa saat berhasil meraih juara, itu menimbulkan torehan rasa yang sangat sulit dilukiskan, dan selalu ingin di kenang atau diulangi lagi.

Untuk warga sekolah yang tak terlibat pada proses persiapan dan pelaksanaan kompetisi, melihat piala di sekolah hanya mendapat informasi bahwa sekolahnya pernah berprestasi pada bidang tertentu, tetapi tak memberikan getaran perasaan atau memunculkan kenangan cucuran keringat, curahan energi berlatih, perihnya luka cedera, menahan kantuk karena kurang tidur dan kecemasan perjalanan serta menghadapi perbedaan budaya dan iklim di negeri yang jauh, ratusan juta rupiah biaya yang sudah dikeluarkan, plus rasa bangga, bahagia, gembira luar biasa saat berhasil meraih juara, itu menimbulkan torehan rasa yang sangat sulit dilukiskan, dan selalu ingin di kenang atau diulangi terus menerus.

Piala itu seperti sampah, benda yang sudah tak terpakai. Seperti sepeda yang pernah anda gunakan saat kecil, yang telah berjasa mengajarkan anda menjaga keseimbangan dan meluncur di jalan raya hingga saat ini anda menjadi juara balap motor internasional, sepeda pertama di masa kecil anda mungkin sudah hilang entah kemana, atau jika pun masih ada, barangkali hanya menjadi seonggok sampah di gudang atau halaman belakang rumah, yang hanya diri anda sendiri dan orang tua anda yang tahu bahwa sepeda itu telah berjasa mengantarkan anda menjadi juara di kompetisi balap motor internasional.

Bagaimana agar piala tak menjadi sampah di sekolah?

Pada era digital saat ini, sekolah bisa memberi nilai tambah agar koleksi piala bisa memberi arti lebih pada semua warga sekolah, dengan cara sebegai berikut:

Dokumentasikan dan kabarkan proses latihan dalam bentuk foto dan video dengan menyertai keterangan waktu dan lokasi pengambilan foto dan video dan untuk kompetisi apa latihan itu dilakukan, unggah foto dan video itu di social media seperti instagram, youtube, blog, website sekolah, dsb.

 Dokumentasikan dan kabarkan proses uji coba tanding dalam bentuk foto dan video dengan menyertai keterangan waktu dan lokasi pengambilan foto dan video dan untuk kompetisi apa uji coba itu dilakukan, unggah foto dan video itu di social media seperti instagram, youtube, blog, website sekolah, dsb.

Dokumentasikan dan kabarkan proses perjalanan menuju lokasi lomba dan aksi murid saat berloma atau komperisi dalam bentuk foto dan video dengan menyertai keterangan waktu dan lokasi pengambilan foto dan video dan untuk kompetisi apa perjalanan itu dilakukan, unggah foto dan video itu di social media seperti instagram, youtube, blog, website sekolah, dsb.

Dokumentasikan dan kabarkan proses penyerahan piala dalam bentuk foto dan video dengan menyertai keterangan waktu dan lokasi pengambilan foto dan video dan pada kompetisi apa penyerahan piala itu dilakukan, unggah foto dan video itu di social media seperti instagram, youtube, blog, website sekolah, dsb.

Dokumentasikan dan kabarkan foto murid beserta piala yang diperolehnya dalam bentuk foto dan video, disertai dengan wawancara mengungkap apa saja disekitar pencapaian prestasi yang membanggakan itu dengan menyertai keterangan waktu dan lokasi pengambilan foto dan video dan kompetisi apa dan dimana diadakan, unggah foto dan video itu di social media seperti instagram, youtube, blog, website sekolah, dsb.

Ketika piala-piala itu menghuni tempat sampah, kenangannya masih bisa dinikmati puluhan tahun di instagram dan youtube. Karena banyak karakter bagus yang bisa ditumbuhkan dari proses meraih piala, dan itu sangat bermanfaat buat membentuk manusia yang unggul.

Anda pernah juara apa?