Laki-laki kelahiran Padang, 14 September 1954 ini, merupakan seniman yang melahirkan banyak sajak humor. Tatkala dia menggelar pembacaan sajaknya, kalangan seniman lain bertutur untuk apa kok pakai ditambah humor atau apa itu sajak humor, sajak ya sajak saja. Tapi ada pesan menyejukkan, “kamu teruskan saja, jangan pedulikan mereka”, kata Rendra. Siapa sangka umpatan dan cacian serta hinaan itu malah berbalik. “Ternyata mereka yang mencela saya justru mengirim sajak-sajak mereka untuk saya bacakan”, kata Jose.
Sebetulnya puisi-puisi humor ini juga banyak yang dalam maknanya, tidak sekedar melucu tetapi sarat dengan kritik sosial dan bahkan religius. “Saya yakin puisi-puisi humor akan mendapatkan tempat sendiri di hati masyarakat kalau kita melihat situasi dan kehidupan yang begitu kompleks, orang perlu pengendoran otak, jadi tidak melulu tegang. Maka sajak humor, saya kira merupakan salah satu sarana yang bisa mengantisipasi itu, jadi ada prospeknya juga dengan puisi-puisi humor”, katanya.