
Ahad, 19 Maret 2006, selepas sholat subuh berjama’ah dan pengajian atau tepatnya kira-kira pukul 05.30 WIB, Andi Ramanda (Ketua Rohis SMKN 8 Jakarta) dan Andri (Kadiv Da’wah & Kaderisasi Rohis SMKN 8 Jakarta) berniat pergi ke rumah David (Sekretaris Rohis) untuk menyelesaikan proposal kegiatan “Student Leadership Development Program”. Agar lebih efektif & efisien (karena proposal sudah deadiline), mereka meminjam kendaraan (motor).
Namun di tengah perjalanan, tepatnya di seberang Restoran Pizza Hut Buncit Pulo, Jakarta Selatan, Andi dan Andri mengalami kecelakaan (terbentur dengan batu trotoar, antara jalur cepat dengan jalur lambat).
Andi dan Andri terpental / terseret kira-kira 5 meter, motor terbanting ke kiri sedangkan mereka berdua terbanting ke kanan. Andi yang terbentur trotoar sempat mengucap istighfar beberapa kali kemudian jatuh pingsan / tidak sadarkan diri. Andri yang melihat kondisi Andi ingin segera menolong namun kakinya tidak bisa diangkat dan tergeletak lemas.
Alhamdulillah ada beberapa pemuda di sekitar kejadian segera menolong Andi dan Andri. Mereka berdua dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan menggunakan taksi.
Kondisi Andri
Sesampai di RSCM Andri mendapat penanganan dokter di ruang UGD dan diketahui bahwa kondisi Andri mengalami pergeseran / keretakaan pada tulang tempurung kaki kanan dan keretakan / patah tulang di lengan kanan. Setelah ditangani sementara di RSCM, pihak keluarga Andri memindahkan perawatan dari UGD RSCM ke Pengobatan H. Naim pada pukul. 11.00 WIB. Dan sampai sekarang Andri masih berobat jalan ke pengobatan H. Naim di Cipete.
Kondisi Andi Ramanda
Setelah masuk UGD RSCM dan dikarenakan kondisi Andi sangat memprihatinkan, beliau dibawa ke ruang resisutasi untuk penanganan yang lebih serius. Pendarahan, luka dalam di kepala, pergeseran / patah tulang pada bahu sebelah kanan menyebabkan Andi harus menjalani proses pemeriksaan yang cukup intensif, baik dari penanganan pernafasan, jahitan luka di telinga sampai CT Scan di kepala (khususnya otak).
Karena kondisi yang mengkhawatirkan tersebut, dokter merekomendasikan untuk segera memindahkan ke ruang ICU/ICCU Rumah Sakit terdekat (dikarenakan fasilitas ruang ICU/ICCU RSCM sudah penuh).
Pihak keluarga beserta teman-teman Andi segera mencari RS yang bisa melayani Andi di ruang ICU/ICCU, beberapa RS yang ditemui ICU/ICCUnya selalu penuh. Namun alhamdulillah, kira-kira pukul 17.00 WIB Andi dikabarkan bisa menempati ruang ICU/ICCU di Rumah Sakit Harapan Bunda, Pasar Rebo Jakarta Timur. Setelah menjalani proses administrasi dan sebagainya, Andi dibawa dengan ambulan 118 pukul 20.30 WIB dan sampai di RS Harapan Bunda kira-kira pukul 21.00 lebih WIB.
Di Rumah Sakit Harapan Bunda Andi mendapat penanganan khusus dari ruang UGD dan langsung dipindahkan ke ruang ICU/ICCU. Sejak hari tersebut (19 Maret 2006) sampai berita ini ditulis (29 Maret 200) kondisi Andi masih cukup memprihatinkan dan belum sadarkan diri (masih koma).
Alhamdulillah, untuk kondisi Andri saat ini sudah agak membaik. Untuk berobat ke H. Naim, dibutuhkan biaya sekitar Rp 1.250.000,- Sedangkan biaya yang sudah dikeluarkan untuk Andi, sampai dengan tanggal 25 Maret 2006 kurang lebih Rp 18.028.017,- Biaya rata – rata per hari sekitar Rp 2.500.000,- sd Rp 3.000.000,- (belum termasuk biaya rawat inap di ruang ICU/ICCU). Bagi orang tua Andri yang berpenghasilan sangat pas-pasan, biaya sebesar itu tentu terasa sangat berat untuk dipikul sendirian.
Saudaraku, mari kita merenung sejenak, bagaimana seandainya musibah itu menimpa keluarga kita ? Tentu kita akan sangat terpukul.
Sebagai pendidik, bagaimana menurut Anda … apakah murid yang belum memiliki SIM dan minim pengendalian diri dalam emosi serta mengukur resiko, sementara emosi sering meluap karena hal yang sepele, BOLEH MEMBAWA MOTOR KE SEKOLAH?
Source: Mari Peduli
Like this:
Like Loading...