Perokok itu hebat

Pada suatu siang yang terik saya menjumpai supir angkot yang merokok, setelah menghisap rokok dia hembuskan asap, hidungnya merespon seperti menolak asap, matanya juga berkedip layaknya hendak menghalau asap. Kemudian dia pejamkan mata seperti sedang menelan atau menikmati sisa asap di tenggorokannya.

Dihisapnya lagi rokoknya, dan diulangi lagi, hembuskan asap, matanya dipejamkan sambil menggelengkan kepala seperti menolak asap … Badannya kurus, kulitnya legam seperti terbiasa bermain oli.

Perokok itu hebat, berkorban menyakiti diri buat bikin kaya orang yang sudah kaya, beli sesuatu cuma buat dibakar dan tak dihisap abis, dikunyahpun tak … kalo kamu?

Saya tak membahas kelakuan merokok di siang hari saat bulan puasa, saya juga tak menghormati dia yang tak puasa, saya cuma kasihan … mungkin dia tak sekolah, kalaupun sekolah barangkali dia tak sempat naikan kualitas kemampuan berfikir otaknya hingga bersedia membayar untuk membunuh dirinya sendiri.

Kenapa sekolah tak mampu membuat penduduk negeri ini mampu berfikir baik dan melakukan yang terbaik buat dirinya sendiri, kalu dia biasa menyakiti diri sendiri, membunuh dirinya sendiri, bagaimana mungkin dia sayang orang lain dan mau membela orang lain, bangsa dan negara? Menurut anda?

One thought on “Perokok itu hebat

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.