https://www.trendsmap.com/twitter/tweet/1043686522216579072
Anda ingat kapan pertama kali merokok? Apa yang menyebabkan Anda jadi perokok?
Sejak menit pertama dilahirkan, bayi itu sudah menghirup aroma rokok lewat kecupan ayah atau ibunya di pipi dan di dahi kepalanya, desahan nafas yang melahirkan dihirup bayi yang masih merah itu. Ayahnya diberi kesempatan untuk melihat bayi yang baru saja dilahirkan istrinya pun mencium warga baru dunia dan hembuskan aroma rokok ke hidung bayi mungilnya.
Saat tiba di rumah setelah proses kelahiran, setiap pagi bayi itu menghirup aroma rokok dari asap yang dihembuskan ayah, ibunya atau orang-orang disekitarnya, karena setiap pagi ada seremoni minum kopi plus merokok yang dilakukan kedua orang tuanya, sering ditambah dengan asap rokok yang dihembuskan oleh kakak atau anggota keluarga lain dari bayi itu yang beranjak dewasa. Jadilah bayi itu terbiasa dengan asap dan aroma rokok keluarga di rumahnya.
Saat balita, bayi yang mulai berjalan atau berlari itu sering diajak ayahnya mengantar kakak ke sekolah, di kendaraan ayahnya menghisap rokok melanjutkan seremoni ngopi di rumah yang belum rampung, jika naik sepeda motor asap dari ayahnya bergerak ke belakang dan dihirup oleh istri dan anaknya dalam gendongan. Jika mereka menggunakan mobil, asap mobil beredar di dalam ruang kabin mobil dan dihisap seluruh penumpang di dalamnya.
Saat bayi itu beranjak remaja dan bersekolah di Sekolah Dasar, setiap hari ayahnya mengantarkan ke sekolah sambil hembuskan asap dan dihisap anaknya yang duduk di belakang. Dan ketika sedang ngobrol atau bermain dengan teman sekolahnya saat di sekolah atau sepulang sekolah, di tempat-tempat yang biasa mereka nongkrong, tawaran menghisap rokok langsung diterima karena dia sudah terbiasa dengan aroma asap sejak dilahirkan.
Rokok itu hebat, dia bisa membuat anak kecil menjadi merasa menjadi remaja atau lebih tua dari usai yang sebenarnya, atau remaja menjadi merasa jadi anak muda yang gagah, lebih dewasa. Rokok juga hebat bisa membuat orang yang tua, biasa dipanggi kakek atau nenek, sering menderita sakit hingga muntah darah dan disarankan dokter untuk berhenti merokok tetap saja menghisap asap rokok karena taka da kenikmatan yang bisa mengalahkan sensasi saat asap rokok dihisap dan masuk ke hidung hingga sensasi di otak.
Rokok itu hebat, membuat tak sedikit orang yang belajar ilmu kesehatan hingga bergelar professor yang menguasai banyak ilmu kesehatan, tetapi tetap saja tak bisa lepas dari jeratan asap rokok dan menghisapnya hingga akhir hayat.
Rokok itu hebat, seorang Perempuan tua kurus kering badannya dengan sisa daging sedikit di badannya, kulitnya gelap, rambutnya tak lagi putih mungkin karena sering berjemur matahari, sering saya jumpai pagi buta sebelum matahari pancarkan seluruh sinarnya ke bumi, menarik gerobak berisi sampah dan barang bekas, kadang saya jumpai dia sedang membereskan hasil perolehan sampah, mengelompokkan barang bekas sesuai kandungan bahan bakunya.
Sambil mengerjakan semua hal di atas terselip rokok di jarinya, dihisap sambil diresapi seolah sedang menikmati sesuatu yang … entah apa rasanya. Mungkin pada situasi hidupnya yang sulit, karena kemiskinan dan ketiadaan skill yang bisa jadi penghasilan, dia bisa dapat kenikmatan dari rokok, miskin hidup jadi tak terasa, mungkin dia jadi merasa hidupnya lebih sejahtera, lebih bahagia dengan merokok.
Sebuah pabrik rokok mendapat untung 12 trilyun lebih setahun, artinya setiap bulan untung satu trilyun lebih, berapa banyak uang yang disumbangkan penduduk miskin dan menjadi keutungan pabrik rokok? Sementara anak-anak dan kelarga mereka, kekurangan gizi?
Jaga nama baik sekolah? Udah mungkin sudah jadi ucapan basi zaman dulu … sekolah terlalu luas, banyak sekali muridnya, terlalu berat untuk menjaga nama baik sekolah … siapapun tak bakal kuat, jaga nama baik dirimu sendiri aja lebih baik, maka keluargamu jadi baik, sekolahmu baik dan negaramu juga jadi baik … kalau jaga kesehatan diri sendiri aja tak bisa gimana bisa menjaga Negara?.
Pendidikan yang makin baik di negara maju membuat rakyatnya melek masalah kesehatan dan tak merokok atau menyalahgunakan narkoba, dengan demikian usaha mendidik anak bangsa akan bisa membuat penduduk negeri mampu mengendalikan diri dari penyalahgunaan narkoba. Ternyata pendidikan saja tak cukup membuat seseorang menjadi bijak berbuat yang baik untuk dirinya, termasuk tidak mengkonsumsi sesuatu yang membahayakan dirinya.
Pengalaman hidup di keluarga, kebiasaan melihat contoh kedua orang tua hidup sehat membuat anak lebih sadar terhadap masalah kesehatan, pendampingan orang tua dimasa remaja, berinteraksi dengan teman pergaulan sesama remaja, di sekolah dan di kampus bisa membuat seseorang mampu mengambil keputusan yang tepat, misalnya dalam hal merokok dan penyalahgunaan narkoba.
Kemampuan berfikir “lurus” menjaga kesehatan, tak mengkonsumsi sesuatu yang mebahayakan kesehatan jadi sesuatu yang “aneh” karena banyak kebiasaan di masyarakat yang sesungguhnya buruk tetapi karena sudah menjadi kebiasaan itu seolah jadi baik dan tak masalah. Merokok misalnya, karena orang-orang di sekitarnya yang ditemui menghisap asap, termasuk kakek, nenek, ayah, ibu, kakak, saudara dan kerabatnya, maka seorang anak merasa tak masalah menghisap rokok.
Ketika merokok sudah jadi biasa, menghisap asap lain seperti ganja jadi bukan sesuatu yang tabu, dilanjutkan dengan mengkonsumsi zat-zat lain yang berdampak mempengaruhi fungsi dan kerja otak jadi hal biasa.
Sejak Sekolah Dasar anak itu sudah mulai menghisap rokok, dan ketika ayah ibunya tahu bahwa anaknya merokok, mereka tak bisa melarangnya atau berbuat apa-apa karena kedua orang tuanya merokok. Jadilah semua anggota keluarga di rumah itu perokok semua hingga ayah ibunya meninggal dan ketika dewasa anak itu mengulangi perbuatan orang tuanya kepada anaknya. Terbentuklah generasi turun temurun perokok yang sangat sulit untuk berhenti atau dihentikan.
Pelajar yang merokok makin menghebat jumlahnya, berseragam putih biru (SMP), putih merah (SD) sudah terbiasa merokok, bagaimana agar murid tidak terbiasa merokok di sekolah?
- Nyatakan sekolah anda sebagai kawasan dilarang merokok, dilengkapi dengan peraturan dan sangsi yang tegas, untuk semua warga sekolah: Kepala Sekolah, guru, tata usaha, murid dan masyarakat yang datang ke sekolah.
- Kepala Sekolah yang merokok di sekolah harus diberhentikan atau izin sekolah dicabut, untuk mengetahui apakah kepala sekolah merokok atau tidak itu mudah saja, jika ruang kerja beliau bau rokok, pasti merokok. Jika kepala sekolahnya merokok di sekolah akan jadi sangat sulit dia mengelola semua warga sekolah untuk tak merokok.
- Guru dan karyawan tata usaha, termasuk satpam sekolah yang merokok di sekolah (di dalam ruang atau di halaman sekolah) harus dipecat dari sekolah atau diberi sangsi tidak diberi jam mengajar. Jika guru dan karyawan sekolahnya merokok di sekolah akan jadi sangat sulit sekolah dapat mengelola semua warganya untuk tak merokok.
- Murid yang merokok di sekolah (di dalam ruang atau di halaman sekolah) harus dipecat dari sekolah atau diberi sangsi tidak boleh mengikuti pelajaran selama satu semester yang akan berdampak tidak naik kelas.
- Masyarakat yang masuk kedalam lingkungan sekolah dan merokok di sekolah (di dalam ruang atau di halaman sekolah) harus dipersilahkan segera keluar dari lingkungan sekolah atau segera mematikan rokoknya.
Wah sadis sekali? bukankah sekolah merupakan hak azasi setiap orang? kalau cuma gara-gara merokok dia jadi tak bisa bersekolah berarti sekolah telah melanggar Hak Azasi Manusia (HAM).
Merokok juga hak azasi setiap orang, kenapa guru dan kepala sekolah melarang muridnya merokok?, sementara orangtuanya membolehkan anak-anaknya merokok mengikuti kebiasaan orang tuanya.
Apakah karena HAM,
Bakal makin banyak perokok di negeri pemuja HAM?
Bakal makin banyak rakyat penyakitan?
Bakal makin banyak rakyat bau asap?
Bakal makin banyak pedagang rokok di sekitar rumah anda?
Bakal makin banyak orang terkaya dunia dari negeri ini?
Bakal makin banyak pabrik rokok?
Bakal makin banyak tenaga kerja terserap di industri rokok?
Menurut Anda?