Guru Jakarta 2009
gaji sebagai PNS diterima,
tunjangan perbaikan penghasilan/TPP masuk rekening,
tunjangan KESRA membuat tertawa,
tunjangan khusus adalah perlakuan khusus,
tunjangan SERTIFIKASI satu bulan gaji menambah pundi,
honor komite sekolah masih menggelontor
dipotong sekian hari karena tak masuk,
marah dan memaki kanan kiri
tugas seminar tambah wawasan
bertanya berapa honor yang diterima
belanja buku hampir tak pernah
langganan majalah atau mass media tak jua ada
akses internet jadi barang mahal
satu unit komputer di rumahpun tak ada
referensi bahan ajar tak diperbaharui
cara mengajar terus sama sejak dulu
teman seprofesi tak bertambah kecuali yang disekolah
prestasi enggan diraih
senangnya berseragam kesana kemari
sama baju, sama sikap, sama datang, sama pulang
tak mau beda dalam prestasi
tak mau beda dalam gaya dan pencapaian belajar
di sekolah seperti raja
merasa orang paling senior
paling tahu banyak hal
serba bisa ini itu
selalu keras bersuara
selalu ingin masuk panitia kegiatan
marah jika tak dilibatkan
anak didik tak benar dibiarkan
ikut seleksi guru prestasi tak berani
tes calon kepala sekolah tak bergairah
jadi apa maunya dong?
selamat siang pembaca, anda termasuk guru miskin?
gambarnya kok sedih gitu, harusnya ada kebanggan jadi guru.. seperti foto bpk.. penuh percaya diri
kalau mbah dedi aja bisa yang lain kenapa gak bisa, terus apa karena gak bisa jadi harus kasihani.
LikeLike
Pak, usul…pada kalimat terakhir harusnya ada penambahan tanda tanya. Jadi kalimat tanya. Tanya pada yang membaca gitu…
LikeLike
Jadi mikir diri sendiri..
mudah2an saya tidak termasuk yang seperti itu…
LikeLike
saya guru honorer Jakarta
saya tidak terima tunjangan-tunjangan
TPP, KESRA, Khusus, dan sertifikasi
honor komite tidak manusiawi
mendidik siswa sepenuh hati
melawan arus setiap hari
belajar tiada henti
karena ilmu pengetahuan tidak bertepi
miskin harta tidak berarti miskin hati
LikeLike
Pada saatnya anda akan menerima tunjangan-tunjangan yang diberikan seperti saya tidak bisa langsung menerima harus ada tahapannya seperti kata Pak dedi kalo mau jadi wakil terlebih dahulu jadi Kajur atau setingkat Kajur
LikeLike
Nah gitu Bu ISMAWATI…
Berbuatlah selalu yang terbaik.
Dan, lihatlah apa yang akan terjadi.
Salam semangat!!!
ZAINUDIN IDRIS
http://zayweb.com
http://zaynet.tk
LikeLike
hidup ini makin rumit
LikeLike
Mr. D from your articel, I cant finded your Happines …..
Why…… I think that’s not U……
Kenapa ya Mr. D semangat guru2 semakin banyak tunjangan bukanya makin meningkatkan mutu kinerja malah meningkatkan minat belanja dan strategi gmana caranya menghitung cepat dan menghabiskan singkat pundi2 yang datangnya berlimpah tadi….
Tapi moga2 itu cuma sebagian kecil aja ya Mr. D…
LikeLike
Salam kenal Pak Dedi, membaca postingan anda ini seakan-akan “menampar” para guru yang ternyata bukan “miskin” harta, tapi “Miskin” komitmen…memang, seharusnya guru adalah orang yang berorientasi pada pelayanan, bukan pada pembayaran, agar tidak menjadi guru yang “Miskin”… nice post…:)
LikeLike
Pak dedi saya guru honor di sekolah negeri sudah 10 thn,memang terasa sekali perbedaan antara guru honor di sekolah negeri dan sekolah swasta, tapi saya tidak pantang menyerah walau gaji saya kecil krn dibawah UMK dan skrg turun 30 % krn gaji GURU honor di ambil dari UANG BOS,saya punya prinsip rezeki bukan di sekoah saja klu kita mau berusaha pasti ada jalan sesuai dengan kemampuan dan bakat masing2 ,karena niat saya mendidik dan mengajarkan anak didik ilmu pengetahuan serta mengarahkan mereka spy beretika kepribadian yang baik..kreatif dan inovatif serta berIman.
LikeLike
Aduh …… memelas betul nasib guru yang digambarkan bapak,saya juga guru ,tapi saya tidak sememelas itu hanya sering merasa kecewa karena jadi pendatang di kampung orang di kota kabupaten kecil di luar jawa,jarang ada kesempatan mengembangkan diri,penataran misalnya,kalaupun ada sering diberikan ke orang asli bukan pendatang seperti saya.Merana memang.Tapi apa yang bisa saya lakukan ?
LikeLike
Maksud saya,memelas seperti orang miskin beli buku dan langganan koran saja tak bisa,tapi itu bukan karena kurang uang,tapi kurang minat baca.Atau karena orientasinya materi,kalau beli buku dan koran kan tidak kentara,tapi kalau beli barang-baramg mewah semua orang lihat.Maaf ya,agak kasar. Anggap saja omongan orang frustasi,
Tapi pasti guru-guru di jakarta jauh lebih hebat,dp guru-guru di daerah saya.tidak semua spt yang digambarkan pak dedi.
LikeLike
Salam Kenal Pak dedi yang saya kagumi, saya guru honor, entah kenapa birokrasi rekruitmen guru masih ruwet seperti benang kusut, seharusnya pemerintah membuat sistem administrasi guru seperti aparat negara, kalau kita sudah terdaftar atau lulus jadi guru di tempatkan di sekolah negeri sudah seharusnya menjadi PNS, “Semakin tua guru ilmunya juga semakin cetek, semakin tua guru semakin malas belajar, Semakin tua guru semakin sulit menerima ilmu”
maaf jika saya salah bicara, tapi ini yang saya selalu lihat di sekolah kepada guru-guru senior, semoga ini pelajaran dan pengalaman kita yang tidak patut kita contoh dan harus kita rubah. demi kemajuan bangasa indonesia.
LikeLike
silahkan baca:
http://suciptoardi.wordpress.com/2009/11/24/memo-presiden-agustus-2009-untuk-guru-honor-se-indonesia/
LikeLike
baca lagi ya:
http://suciptoardi.wordpress.com/2008/04/29/guru-honor-murni-ghm-dki-jakarta/
LikeLike
salam kenal…
saya sangat antusias banget ngeliat profil bapak yang seorang bloger guru, jarang banget loh guru itu ngeblog.
koment mengenai diatas :
apakah masih relevan bahwa guru minta disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa???
saya kira sekarang guru sama saja dengan profesi yang lainnya kaya pengusaha, pedagng, danlain sebagainya, saya liat guru lebih berorientasi pada uang(gaji) dari pada memberikan contoh moral kepada muridnya.
ini bukannya mengurangi hormat saya terhadap guru tapi menurut bapak gimana???
SELAMAT HARI GURU NASIONAL
LikeLike
cuma satu kalimat untuk hal yang demikian Pak Dedi…kalau boleh saya bilang:
Guru Yang Memalukan…tidak pandai bersyukur.
Tapi kita menyadari guru tersebut ada ditengah-tengah kita…
salam
LikeLike
guru adalah contoh
guru adalah mulia
guru adalah abadi
guru adalah ilmu
tiada bangunan yang megah tanpa guru
tiada pejabat tanpa guru
tiada keindahan tanpa guru
tiada kedamaian tanpa guru
kesombongan adalah orangnya
keangkuhan adalah orangnya
perselingkuhan adalah orangnya
dan kemunafikan alah orangnya dan nafsunya
LikeLike
puisinya muanteeep tenan pak warso … matur suwun dah mampir
LikeLike
Ass,
Pak Dedi, terima kasih postingnya yang begitu menyentuh keprihatinan kita.
Semoga kita semua guru-guru kini mau memulai menata diri untuk memberikan yang terbaik untuk bangsa ini, dimulai dengan memperkuat diri dengan pengetahuan dan kompetensi profesionalisme guru yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar pemilik sertifikat profesi guru yang profesional. Jangan mengharap banyak orang lain jika kita sendiri belum bisa berbuat. Makasih, Pak Dedi.. salam dari saya teman satu kamar ketika lomba Kepsek berprestasi di LPMP Jakarta. Wassalam
LikeLike
wass
aloooo pak daram, long time no see …. sibuk apa pak sekarang? di yayasan al azhar ya? …. kangen niiiii …. sy pengen belajar cam macam sama pak daram …. salam buat keluarga, semoga dalam sehat dan sukses slalu 😦
LikeLike