Narkoba, pesta bikini, rokok, narkoba & miras oplosan; kebodohan manusia, dimana guru dan orang tua?

20150311_021616_harianterbit_ilustrasi_regu_tembak
Delapan terpidana mati kejahatan narkoba telah dieksekusi kemarin 290415, ada perasaan sedih, kasihan … bahwa ada manusia yang direnggut hidupnya karena perbuatan yang oleh negara dikategorikan jahat. Apakah para pelaku masih mau melakukan perbuatannya jika tahu akan berakhir di depan regu tembak?

undangan bikini party

Beberapa murid sedang deg-degan khawatir apakah dirinya bakal tak lulus karena keterlibatannya di kegiatan pesta bikini di kolam renang sebuah hotel di Jakarta, kelakuannya ikut serta mengedarkan undangan mendapat uang komisi dari penjualan undangan, menjadi model untuk promosi, membuat sekolahnya tercantum sebagai pendukung acara yang membuat heboh negeri. Apakah para pelaku masih mau melakukan perbuatannya jika tahu akan berakhir dengan ketidaklulusan?

Jika perbuatan mereka karena kebodohan, apa arti pendidikan belasan tahun di sekolah? sekedar lulus ujian nasional? sekolah bangga dengan keberhasilan siswanya lulus 100 %? orang tua senang anaknya lulus? kita lupa mebuat anak pintar dalam pelajaran di sekolah, tetapi anak belum mampu berfikir dan memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu kegiatan yang bisa berdampak sangat parah buat dirinya atau lingkungannya.

Rokok jadi seperti hal biasa yang boleh dikonsumsi oleh setiap orang padahal rokok dikategorikan sebagai pembunuh, miras oplosan dan narkoba masih banyak dikonsumsi dengan berbagai alasan, walau banyak penderitaan dan kematian diberitakan terjadi karena narkoba dan miras oplosan.

Kemana guru-guru, kemana orang tua yang seharusnya mendidik dan memberi contoh agar anak terbiasa dengan kehidupan yang baik dan berfikir baik untuk manjadi manusia yang baik, apa pendidikan kebaikan buat anak anda atau murid anda hari ini?

10 thoughts on “Narkoba, pesta bikini, rokok, narkoba & miras oplosan; kebodohan manusia, dimana guru dan orang tua?

  1. Kayaknya sekolah tu bukan untuk nyari ilmu tapi buat nyari prestasi (biar dapet duit dari lomba) ma nyari ijazah (biar bisa ngelamar kerja). Karena menurut sebagian dari kita, ilmu tok nggak bisa buat nyari makan.

    Like

  2. Jadi ingat perkataan ny Prof Arief Rahman : ” Pendidikan kita hanya mengantarkan anak didiknya memperoleh ijazah dan agar mendaapatkan kerja. Belum mampu mengantarkan mereka mengenal Tuhannya dan menuju surga”

    Like

  3. Miris jika melihat kenyataan moral generasi muda yang tidak punya motivasi belajar, maunya hura2, susah diingatkan untuk shalat, menghalalkan segala cara saat UN, melawan guru, cuek dengan ortu… innalillahi wa inna ilaihi roji’un… Berat sekali tantangan menjadi guru jaman sekarang ya, Pa Dedi… ‘pa lagi jika dalam 1 lingkungan kerjanya kurang kompak…

    Like

Leave a reply to Dedi Dwitagama Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.